Federal Aviation Administration (FAA) telah mengakhiri larangan terbang untuk Boeing 737 MAX. Mengutip Reuters disebutkan FAA memang telah menghentikan penerbangan Boeing 737 MAX ini selama 20 bulan, rekor terlama dalam sejarah penerbangan komersial.
Penghentian ini dilakukan karena kecelakaan beruntun yang terjadi seperti di Indonesia dan Ethiopia. Akibat kasus ini Boeing mengalami kerugian hingga US$ 20 miliar.
Namun keluarga korban kecelakaan pesawat di Ethiopia mengaku kecewa mendengar pernyataan jika Boeing 737 MAX bisa kembali terbang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keluarga kami hancur," kata Naoise Ryan, istri korban Ethiopian Airlines 302.
737 MAX merupakan salah satu pesawat yang disebut-sebut pesaing Airbus A320neo dan diproyeksi bisa menguntungkan industri penerbangan.
Dengan pencabutan larangan ini, 737 MAX akan diterbangkan secara komersial oleh American Airlines pada 29 Desember, United Airlines pada kuartal pertama 2021 dan Southwest Airlines pada kuartal kedua tahun depan.
Namun regulator penerbangan Eropa, Brasil dan China harus mendapatkan persetujuan lain untuk menerbangkan pesawat ini.
Saat terbang, Boeing juga akan menjalankan pemantauan 24 jam 737 MAX sejak lepas landas hingga mendarat di tempat tujuan.
Administrator FAA Steve Dickson telah menandatangani pencabutan larangan terbang tersebut pada Rabu pagi. "Kami memastikan jenis kecelakaan ini tidak akan terjadi lagi," kata dia. Dia memastikan jika pesawat ini sudah aman.
Dia menyebut memang dibutuhkan pelatihan baru untuk pilot dan meningkatkan skill penggunaan perangkat lunak untuk menangani sistem kerusakan MCAS.