.webp)
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pertumbuhan ekonomi hingga Oktober masih minus 2%. Tingkat inflasi 0,95% year to date (ytd) dan year on year (yoy) 1,4%.
"Sampai dengan Oktober, untuk pertumbuhan ekonomi sampai minus 2,0%," tuturnya dalam konferensi pers virtual APBN KiTa edisi November realisasi Oktober 2020, Senin (23/11/2020).
Lebih lanjut, ia mengatakan nilai tukar rupiah sebesar Rp 14.228, suku bunga 3 bulan 3,21%, dan harga minyak US$ 38 per barel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nilai tukar kita Rp 14.228, suku bunga 3 bulan 3,21% year to date itu lebih rendah," katanya.
Baca juga: Sri Mulyani: Utang Semua Negara Naik! |
Pendapatan negara tercatat mengalami kontraksi 15,4% sebesar Rp 1.276,9 triliun. Sedangkan dari sisi belanja negara tumbuh 13,6% dengan defisit Rp 764 triliun.
"Pendapatan negara kontraksi 15,4%, kita sudah kumpulkan Rp 1.276,9 triliun. Kalau kita lihat dari sisi belanja negara terjadi pertumbuhan 13,6% dan kalau kita lihat dengan pendapatan serta Rp 2.041 triliun maka defisit kita mencapai Rp 764,9 triliun atau 4,67% dari GDP," ujarnya.
(hek/ara)
