Tinggalkan Rekor, Angka Kemiskinan RI Diprediksi 'Jebol' Lagi

Tinggalkan Rekor, Angka Kemiskinan RI Diprediksi 'Jebol' Lagi

Anisa Indraini - detikFinance
Selasa, 24 Nov 2020 07:00 WIB
Pandemi COVID-19 berdampak luas ke berbagai sektor kehidupan serta lapisan masyarakat. Anak-anak pun turut merasakan dampak dari pandemi ini.
Ilustrasi/Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Pandemi virus Corona (COVID-19) membuat badai pemutusan hubungan kerja (PHK) terjadi di mana-mana. Akibatnya, angka kemiskinan di Indonesia kembali meningkat.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad mengatakan tingkat kemiskinan pada 2021 akan meningkat bahkan berada di angka dobel digit. Total ada 28,37 juta penduduk yang diprediksi akan jatuh ke jurang kemiskinan.

"Di 2021 kami melihat memang penduduk miskin jebol kembali di atas 2 digit sekitar 10,5%. Ini yang saya kira kita akhirnya kembali lagi ke periode awal Pak Presiden (Jokowi) penduduk miskin tembus lagi di atas 10%," kata Tauhid dalam webinar bertajuk 'Jalan Terjal Pemulihan Ekonomi', Senin (23/11/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal sebelumnya, Indonesia sempat mencetak angka kemiskinan terendahnya sepanjang sejarah pada 2018 lalu. Pada Maret 2018, persentase penduduk miskin Indonesia untuk pertama kalinya di angka satu digit alias 9,82% atau 25,95 juta orang.

Adanya peningkatan jumlah kemiskinan itu juga dibarengi dengan kenaikan jumlah pengangguran. Ada 10,4 juta orang yang diprediksi bakal menganggur di 2021.

ADVERTISEMENT

"Penambahan pengangguran tidak bisa dielakkan. Penganggurannya ada tambahan sekitar 3,6 juta jiwa, (jadi) 10,4 juta pengangguran orang yang terjadi 2021. Ada peningkatan angkatan kerja baru yang tidak terserap secara utuh kurang lebih 2,5 juta dan 1,1 juta sebagai akibat COVID yang masih tidak terserap sampai 2021," jelasnya.

Hal itu dikarenakan program Pemulihan Ekonomi (PEN) dinilai tidak kuat menahan konsumsi masyarakat rentan miskin di tengah pandemi. Berbagai investasi yang masuk juga dinilai tidak akan bisa langsung menciptakan lapangan kerja.

Sri Mulyani juga bicara jumlah pengangguran yang meningkat. Klik halaman selanjutnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut sejak terjadi pandemi hingga sekarang, sekitar 2,6 juta orang Indonesia disebut telah kehilangan pekerjaan alias jadi pengangguran.

"Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) ini tambahan akibat COVID adalah 2,6 juta, tambahan angkatan kerja baru 2,36 juta, penurunan lapangan kerja yang diciptakan sebesar 0,31 juta. Jadi dalam hal ini kita melihat banyak masyarakat bergerak dari sektor formal tadinya 44,12% di 2019 menjadi 39,53% dan mereka sekarang bekerja di sektor informal, sehingga pekerja informal naik," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual APBN KiTa, Senin (23/11/2020).

Jumlah pengangguran ini terjadi di desa maupun di perkotaan. Sri Mulyani menyebut peningkatan pengangguran ini merupakan salah satu tantangan yang harus diselesaikan ke depan.

"Jumlah pengangguran di pedesaan meningkat. perkotaan juga alami peningkatan lebih tinggi. Dari sisi total menjadi 9,77 juta, atau menjadi 7,07%," tandasnya.


Hide Ads