Pandemi virus Corona (COVID-19) membuat badai pemutusan hubungan kerja (PHK) terjadi di mana-mana. Akibatnya, angka kemiskinan di Indonesia kembali meningkat.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad mengatakan tingkat kemiskinan pada 2021 akan meningkat bahkan berada di angka dobel digit. Total ada 28,37 juta penduduk yang diprediksi akan jatuh ke jurang kemiskinan.
"Di 2021 kami melihat memang penduduk miskin jebol kembali di atas 2 digit sekitar 10,5%. Ini yang saya kira kita akhirnya kembali lagi ke periode awal Pak Presiden (Jokowi) penduduk miskin tembus lagi di atas 10%," kata Tauhid dalam webinar bertajuk 'Jalan Terjal Pemulihan Ekonomi', Senin (23/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal sebelumnya, Indonesia sempat mencetak angka kemiskinan terendahnya sepanjang sejarah pada 2018 lalu. Pada Maret 2018, persentase penduduk miskin Indonesia untuk pertama kalinya di angka satu digit alias 9,82% atau 25,95 juta orang.
Adanya peningkatan jumlah kemiskinan itu juga dibarengi dengan kenaikan jumlah pengangguran. Ada 10,4 juta orang yang diprediksi bakal menganggur di 2021.
"Penambahan pengangguran tidak bisa dielakkan. Penganggurannya ada tambahan sekitar 3,6 juta jiwa, (jadi) 10,4 juta pengangguran orang yang terjadi 2021. Ada peningkatan angkatan kerja baru yang tidak terserap secara utuh kurang lebih 2,5 juta dan 1,1 juta sebagai akibat COVID yang masih tidak terserap sampai 2021," jelasnya.
Hal itu dikarenakan program Pemulihan Ekonomi (PEN) dinilai tidak kuat menahan konsumsi masyarakat rentan miskin di tengah pandemi. Berbagai investasi yang masuk juga dinilai tidak akan bisa langsung menciptakan lapangan kerja.
Sri Mulyani juga bicara jumlah pengangguran yang meningkat. Klik halaman selanjutnya.