Jakarta -
Kalangan pengusaha mengungkap kunci pemulihan ekonomi di tahun 2021 ada dua, yakni kesuksesan vaksinasi dan Undang-undang (UU) Cipta Kerja.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani menjelaskan, vaksinasi terkait dengan konsumsi masyarakat. Terlebih, konsumsi memiliki porsi besar dalam perekonomian Indonesia.
"Dengan vaksinasi ini kalau kita lihat relate-nya ke konsumsi. Kita ketahui konsumsi kurang lebih kontribusinya 56-57% dari perekonomian kita," katanya dalam sebuah diskusi online, Selasa (24/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia melanjutkan, adanya vaksinasi diharapkan masyarakat akan kembali belanja dan berpergian. Menurutnya, saat ini orang banyak menahan belanja, khususnya masyarakat kalangan menengah atas.
"Padahal kontribusi middle sama top terhadap konsumsi nasional kurang lebih hampir 80% lebih ini yang tidak berjalan sekarang," ujarnya.
Sejalan dengan itu, tabungan di bank terus mengalami peningkatan. Menurutnya, hal itu menunjukkan bank tidak menjalankan fungsinya secara penuh karena sulit melepas kredit.
Berlanjut ke halaman berikutnya.
Padahal, pengusaha berharap mendapat modal kerja untuk bertahan dari tekanan COVID-19. Ia pun berharap, bank memberikan bunga yang rendah, tidak hanya UMKM tapi pengusaha menengah.
"Karena harapannya dengan modal kerja dan tentunya karena ini program penyelamatan harapannya dengan suku bunga yang cukup menarik, atau cukup rendah apakah dimungkinkan 3-4% tidak hanya UMKM tapi juga pengusaha menengah," terangnya.
"Karena UMKM Indonesia bagian produksi dunia usaha kalau pemulihannya konsentrasi UMKM, dunia usaha belum mendapat modal kerja juga penyelamatannya tidak mencapai optimal," tambahnya.
Kunci perbaikan ekonomi di tahun 2021 lainnya adalah UU Cipta Kerja. Menurut Rosan, pemerintah mesti segera menyelesaikan aturan turunan dari UU sapu jagat ini dan menangkap peluang yang ada.
"Opportunity tetap ada apalagi dengan adanya tensi dengan beberapa negara lainnya kami diinformasikan US, Jepang, Eropa itu sudah menyampaikan perusahaan-perusahaannya untuk keluar China karena tidak ingin global value chain-nya terkonsentrasi di China. Ini kesempatan yang harus bisa capitalize. Insyaallah dengan UU Cipta Kerja yang peraturan Februari secara UU harus selesai," jelasnya.