Dear Pengganti Edhy Prabowo di KKP, Silakan Disimak Daftar PR Ini

Dear Pengganti Edhy Prabowo di KKP, Silakan Disimak Daftar PR Ini

Trio Hamdani - detikFinance
Jumat, 27 Nov 2020 12:04 WIB
Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Susi Pudjiastuti pernah tertawa cekikikan gara-gara ia dijadikan meme. Gambar yang pernah bikin Susi tertawa ini sekarang dicetak besar dan dipajang di halaman kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Selasa (9/12/2014).
Foto: Hasan Alhabshy
Jakarta -

Kursi kepemimpinan di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sementara ini diisi oleh Luhut Binsar Pandjaitan sebagai menteri ad interim. Sebab, Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Edhy Prabowo telah mengundurkan diri setelah ditangkap dalam OTT KPK.

Edhy ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap ekspor benih lobster. Atas kasus tersebut, dirinya mengumumkan mundur dari jabatan MKP. Bagi siapapun yang akhirnya ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggantikan Edhy, ada sejumlah tantangan. Pertama, mengembangkan sektor kelautan.

"(KKP) itu kan kelautan dan perikanan. Jadi ada dimensi lain yang menjadi kewenangan, yaitu kelautan. Ini paling sedikit dilirik oleh menteri. Menteri itu fokus kepada perikanan saja, baik perikanan tangkap, perikanan budidaya," kata Direktur The National Maritime Institute (Namarin), Siswanto Rusdi kepada detikcom, Jumat (27/11/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menjelaskan yang bisa dikembangkan di sektor kelautan misalnya energi yang bersumber dari laut hingga pariwisata. Menurutnya sektor kelautan ini kurang mendapat perhatian.

"Jadi harus memberi perhatian yang sama terhadap 2 wilayah kewenangan, kelautan dan perikanan. Kelautan juga harus, misalnya pelaut-pelaut kapal ikan kita di China itu kan sebetulnya isu yang bisa ditangani oleh Menteri Kelautan dan Perikanan. Tapi kan kita nggak melihat sepak terjang di zaman Ibu Susi nggak ada, di zaman Pak Edi nggak ada. Nah, ini ke depan menterinya harus beri perhatian yang cukup," paparnya.

ADVERTISEMENT

Sementara Direktur Eksekutif Institute Development of Economic and Finance (Indef) Tauhid Ahmad memetakan tiga hal yang menjadi tantangan.

"Tantangan pertama adalah bahwa sebenarnya kita memiliki masalah dari infrastruktur kelautan dan perikanan kita masih kurang, misalnya pelabuhan, kemudian kapal-kapal laut kita masih diimpor," ujarnya.

Lalu yang kedua adalah masalah yang berkaitan dengan isu-isu keamanan laut. Menurutnya itu juga menjadi tantangan yang harus diperhatikan.

"Yang ketiga berkaitan dengan pemanfaatan hasil laut untuk kepentingan masyarakat, apakah memang kita siap untuk katakanlah memanfaatkan hasil laut untuk pengolahan industri di dalam negeri yang selanjutnya untuk kepentingan ekspor?," ujarnya.

Berkaitan dengan hal di atas, tantangannya adalah menciptakan nilai tambah pada hasil perikanan dan kelautan. Menurutnya sektor tersebut saat ini justru banyak dimanfaatkan oleh negara-negara lain.

"Terakhir saya kira memang karena perikanan, terutama untuk budidaya kita itu potensi pasarnya besar. Nah menurut saya itu harus menjadi perhatian karena tampaknya kita cukup banyak di budidaya, misalnya udang, kemudian budidaya perikanan tambak, termasuk budidaya perikanan air tawar. Terakhir tentu saja peningkatan konsumsi ikan. Ini yang saya kira masih relatif kecil," tambahnya.


Hide Ads