Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berkesempatan mengajar ribuan siswa-siswi yang berasal dari 84 sekolah di seluruh Indonesia. Proses mengajar dilaksanakan secara virtual lantaran masih dalam pandemi COVID-19.
Sri Mulyani menjadi guru merupakan peringatan Hari Oeang Republik Indonesia. Dalam peringatan ini, terdapat program Hari Mengajar Kementerian Keuangan ke-5.
Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani menjelaskan alasan Indonesia harus mengambil utang ke berbagai pihak. Hal itu juga sekaligus menjawab pertanyaan-pertanyaan murid-murid yang masuk dalam program Hari Mengajar Kementerian Keuangan ke-5 tahun 2020.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Acara yang diikuti oleh 84 sekolah di seluruh Indonesia ini memberikan kesempatan kepada beberapa siswa-siswi untuk bertanya kepada Sri Mulyani. Ada dua siswa yang bertanya cara Menteri Keuangan mengatur keuangan negara di saat penerimaan lebih kecil dibandingkan belanja negara.
"Bagaimana cara mengatur keuangan negara dan kalau negara kekurangan uang apa yang akan dilakukan negara, Bu?" tanya Kaisa, siswa SD Berkata Teker Al Biruni, Senin (30/11/2020).
Sri Mulyani menjelaskan, pemerintah harus mengambil utang dari berbagai pihak untuk menutupi selisih antara pendapatan dengan belanja negara.
Pada APBN 2020, anggaran belanja negara sebesar Rp 2.738,4 triliun sementara pendapatan negara ditargetkan sebesar Rp 1.699,1 triliun.
Sejatinya, pendapatan negara akan digunakan memenuhi kebutuhan anggaran belanja, namun jika kondisinya tidak mencukupi maka pemerintah akan mengambil utang atau pembiayaan.
"Kalau kekurangan uang cari pembiayaan, atau bahasa populer utang, bahasa APBN pembiayaan," kata Sri Mulyani.
Berlanjut ke halaman berikutnya.