Organisasi Buruh Dunia (ILO) mencatat, upah pekerja mengalami penurunan karena terdampak pandemi Corona. Hal itu berdasarkan ketersediaan data resmi di dua pertiga negara.
Mengutip keterangan resmi ILO, Kamis (3/12/2020), upah perempuan dan pekerja rendah lebih terdampak oleh krisis. Sementara, sepertiga negara tercatat rata-rata upahnya meningkat. Itu disebabkan karena besarnya jumlah pekerja berpenghasilan rendah yang kehilangan pekerjaan. Dengan demikian, upah rata-rata meningkat karena para pekerja ini tidak lagi dimasukkan dalam data penerima upah.
Laporan Upah Global 2020/2021, menunjukkan dampak kepada perempuan lebih parah dibandingkan laki-laki. Perkiraan, berdasarkan sampel 28 negara Eropa menemukan bahwa tanpa subsidi upah, perempuan kehilangan 8,1% gaji mereka di kuartal kedua 2020 dibandingkan 5,4% untuk laki-laki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, pekerjaan dengan keterampilan rendah kehilangan jam kerja lebih banyak daripada pekerjaan manajerial yang bergaji lebih tinggi. Dengan menggunakan data dari 28 negara Eropa, laporan ini menunjukkan jika tanpa subsidi sementara, 50% pekerja dengan bayaran terendah kehilangan sekitar 17,3% gaji mereka.
Tanpa subsidi, rata-rata jumlah gaji yang hilang dari seluruh kelompok pekerja sebesar 6,5%. Namun, subsidi gaji mengompensasnsi 40% dari jumlah ini.
"Pertumbuhan yang tidak setara akibat krisis COVID-19 akan mewariskan kemiskinan dan ketidakstabilan sosial dan ekonomi yang akan menghancurkan," kata Guy Ryder, Direktur Jenderal ILO dalam keterangan tersebut.
"Strategi pemulihan kita harus berfokus pada manusia. Kita memerlukan kebijakan-kebijakan pengupahan yang memadai yang memperhitungkan keberlanjutan pekerjaan dan bisnis, dan juga mengatasi ketidaksetaraan dan kebutuhan untuk mempertahankan permintaan," tambahnya.