Maskapai asal Amerika Serikat Southwest Airlines akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 6.800 karyawan. Jika terjadi, PHK ini menjadi yang pertama dalam 50 tahun sejarah maskapai.
Dikutip dari CNN, Jumat (4/12/2020) karyawan yang akan terdampak di antaranya 2.551 staf bagasi, kargo, dan pesawat restocking, 1.176 agen layanan pelanggan, 1.500 pramugari, dan 1.221 pilot. Pemangkasan ini dilakukan pada 15 Maret atau 1 April 2021.
Southwest biasanya menjadi salah satu maskapai penerbangan AS yang paling menguntungkan. Tetapi telah melaporkan kerugian sebesar US$ 2,75 miliar selama sembilan bulan selama 2020, yang menjadi kerugian pertama tahun ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain PHK, Southwest telah meminta 12 serikat pekerja yang mewakili 83% karyawannya untuk bersedia gajinya dipotong sebesar 10% untuk menghindari cuti paksa. Maskapai mengatakan telah mencapai kesepakatan dengan ahli meteorologi dan serikat pekerjanya.
Sebelumnya maskapai penerbangan AS, termasuk Southwest, (LUV) dilarang melakukan PHK, pemotongan gaji, dan cuti paksa kepada karyawannya. Sebab maskapai AS mendapatkan bantuan dari total bantuan US$ 25 miliar dari federal AS. Kebijakan itu pun telah berakhir pada 1 Oktober lalu.
Tidak hanya Southwest maskapai United Airlines dan American Airlines juga akan melakukan PHK kepada karyawannya, totalnya 32.000 karyawan. Sedangkan, Delta Air Lines (DAL) karyawannya bersedia untuk melakukan pensiun dini dan pilot maskapai bersedia dipotong gajinya. Namun,16.000 karyawan direncakan akan di-PHK.
Biasanya, selama Thanksgiving, maskapai penerbangan AS mengalami minggu tersibuk. United, Southwest, dan American telah memperingatkan investor penurunan permintaan akan kembali terjadi karena kasus COVID-19 telah meningkat secara nasional, dan pakar kesehatan masyarakat telah mendesak orang untuk tidak bepergian selama liburan jika memungkinkan.