Bisnis Warung Kelontong dan Jadi Agen Bank Hasilkan Rp 30 Juta/Bulan

Bisnis Warung Kelontong dan Jadi Agen Bank Hasilkan Rp 30 Juta/Bulan

Angga Laraspati - detikFinance
Jumat, 04 Des 2020 14:01 WIB
Penjual sembako
Foto: Angga Laraspati/detikcom
Bengkalis -

Berani untuk lebih baik dari sebelumnya, itulah yang ditekuni oleh Denny Anthony Effendi seorang pemilik toko kelontong yang berada di Pulau Rupat, Bengkalis, Riau. Ia mengalami pasang surut dalam berwirausaha.

"Dulu itu dari awal saya memang sudah berkecimpung di usaha sembako ini sejak tahun 2005. Memang awalnya sangat sulit, karena dulu pendapatan saya rata-rata pernah Rp 8 juta per bulan," ujar Denny kepada detikFinance beberapa waktu lalu.

Dahulu ia mesti bolak-balik ke Dumai dengan menggunakan kapal untuk mengisi stok dagangan di warungnya. Dengan membawa banyak uang tunai ia pun menyeberang ke Dumai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebelum ada bank, kalau biasanya kita mau belanja ke Dumai harus menyeberangi laut dahulu. Belum lagi kita harus membawa uang tunai di dalam tas nih untuk beli stok produk di warung. Makanya waktu kita bawa uang itu, bos-bos (penjual produk) itu bingung 'wah kok bawa uang tunai' ya jadi ngeri-ngeri juga gitu," jelasnya.

Setelah bank hadir ke pulau paling timur di Sumatera tersebut, ia tak lagi bingung untuk membeli stok demi keperluan warungnya. Denny cukup mentransfer sebagian uang untuk membeli keperluan tokonya dengan memanfaatkan mobile BRILink.

ADVERTISEMENT

"Jadi untuk belanja-belanja kita manfaatkan mobile BRILink karena lebih gampang. Jadi kan tinggal buka aplikasinya terus tinggal transfer. Ya kita tinggal menunggu saja jadinya barang itu datang, tak perlu lagi seberangi laut," imbuh Denny.

Pada tahun 2015, Denny memutuskan untuk menjadi agen BRILink. Hasilnya pun cukup memuaskan, omzet dari usaha yang ia kelola bisa naik dari yang awalnya di bawah Rp 10 juta, kini omzetnya mencapai Rp 30 juta per bulan.

"Sekarang karena kita juga nyambi jadi agen BRILink kita bisa meraup omzet Rp 10 hingga 15 juta perbulan dari agen BRILink saja. Selain itu, toko kelontong kita juga bisa bertambah omzetnya menjadi Rp 20 juta per bulan. Jadi total kita bisalah per bulan dapat Rp 30 juta," jelas Denny.

Tak hanya itu saja, kini Denny tidak perlu pergi ke Dumai hanya untuk membeli pasokan untuk toko kelontong yang ia kelola. Sehingga uang yang ia keluarkan tidak lebih banyak lagi dari sebelumnya.

"Terus buat beli keperluan toko gak perlu lagi nyeberang ke Dumai, tinggal manfaatkan agen BRILink untuk transfer ke Dumai. Jadi memang dengan menjadi agen BRILink ini memajukan usaha kita," ungkap Denny.

Denny mengungkapkan ketika menjadi agen BRILink, ia bisa melakukan 50 transaksi dengan total transaksi rata-rata mencapai Rp 100 juta lebih per harinya. Ia mengatakan kehadiran agen BRILink di Pulau Rupat tak hanya membantu memajukan usahanya tapi juga masyarakat sekitar.

"Kalau uang tunai per hari biasanya kita memegang lebih kurang itu Rp 400.000.000 juta karena untuk perputaran uang kan. Jadi agen BRILink itu juga sangat membantu, karena berkat menjadi agen BRILink saya bisa mempunyai toko kedua yang tak jauh dari tempat pertama saya punya ini," tuturnya.

detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas mengenai perkembangan infrastruktur, ekonomi, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan khususnya di masa pandemi. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus beritanya di tapalbatas.detik.com.




(prf/hns)

Hide Ads