Corona Meningkat, Sri Mulyani Sebut Ada Prediksi Ekonomi Minus 2,4%

Updated

Corona Meningkat, Sri Mulyani Sebut Ada Prediksi Ekonomi Minus 2,4%

Anisa Indraini - detikFinance
Selasa, 08 Des 2020 12:32 WIB
Menkeu Sri Mulyani dan Menteri BUMN Erick Thohir bicara soal keberadaan Harley Davidson dan Brompton di pesawat Garuda. Menteri BUMN ungkap pemilik Harley itu.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memperkirakan ekonomi nasional tahun 2020 berada di kisaran -1,7% sampai 0,6%. Pemulihan ekonomi di sisa akhir tahun 2020 dinilai berat karena adanya lonjakan kasus COVID-19 di November-Desember.

Berdasarkan paparannya, beberapa lembaga Internasional memperkirakan ekonomi Indonesia masih berada di jalur teritori negatif. Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) memprediksikan ekonomi Indonesia sepanjang 2020 -2,4%.

"Untuk tahun 2020 di Indonesia kami proyeksikan ekonomi akan berada di antara minus 1,7% hingga 0,6%. Prediksi OECD -2,4%. Ini adalah tugas yang berat bagi kami semua untuk melakukan pemulihan di triwulan IV-2020 karena kita melihat peningkatan penularan COVID di awal Desember," kata Sri Mulyani dalam acara US-Indonesia Investment Summit ke-8 yang digelar virtual, Selasa (8/12/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini adalah musim libur sama dengan negara-negara lainnya, sehingga kita perlu menggunakan rem dulu untuk pemulihan perekonomian," tambahnya.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menyebut sudah ada perbaikan dari sisi demand karena mobilitas masyarakat telah meningkat. Namun di sisi lain, dia juga khawatir hal itu malah menimbulkan adanya peningkatan kasus COVID-19.

"Kita melihat secara perlahan orang-orang mulai meningkatkan mobilitas mereka. Semoga ini dapat mengindikasikan pemulihan ekonomi, bukan penularan COVID. Dengan meningkatnya mobilitas, maka akan ada jalan menuju pemulihan," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Dia mengaku lebih optimistis pada 2021 untuk mendorong ekonomi tumbuh sekitar 5,3%. Namun dia menyebut hal itu tergantung pada vaksin untuk mengendalikan COVID-19 ke depan.

"Untuk 2021 pemerintah lebih optimis. Tapi tetap berhati-hati karena tentunya perekonomian diharapkan tumbuh sekitar 5%, tapi ini tergantung dari COVID, vaksin dan kemampuan kita untuk terus memperkuat pemulihan perekonomian," pungkasnya.

(ara/ara)

Hide Ads