Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal IV-2020 berada sedikit di atas atau bawah level nol persen. Menurut dia, perkiraan tersebut merupakan lanjutan tren pembalikan ekonomi dari kuartal III tahun ini.
Realisasi ekonomi nasional berada di level terpuruk yaitu minus 5,32% pada kuartal II-2020. Perekonomian Indonesia mengalami perbaikan pada kuartal III dengan realisasi minus 3,49%.
"Di kuartal IV mungkin kita masih di sekitar nol, sedikit di atas atau di bawah 0%," kata Sri Mulyani dalam acara Blak-blakan detikcom, Rabu (9/12/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan perkiraan tersebut, Sri Mulyani mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia selama satu tahun penuh minus 1,7% sampai minus 0,6% atau belum berubah dari proyeksi sebelum-sebelumnya.
Sri Mulyani menceritakan, titik balik laju pertumbuhan ekonomi Indonesia berkat kinerja anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tahun 2020, salah satu sisi belanja negara yang dikucurkan ke banyak program yang banyak dimanfaatkan untuk memutarkan perekonomian.
Salah satu yang paling membantu perekonomian Indonesia, lanjut Sri Mulyani adalah anggaran perlindungan sosial pada program pemulihan ekonomi (PEN) yaitu sekitar Rp 203,9 triliun.
Selain perlindungan sosial, anggaran belanja pemerintah juga dialokasikan untuk sektor kesehatan, dukungan UMKM, dukungan dunia usaha berupa insentif perpajakan, pembiayaan korporasi, bantuan sektoral kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Total anggaran PEN mencapai Rp 695,2 triliun.
"Ya kalau kita lihat kinerja ekonomi yang mengalami pembalikan dalam hal ini dari kuartal II ke kuartal III itu salah satu yang cukup signifikan untuk penyumbang dari pemulihan itu dari APBN," ujarnya.
Lalu proyeksi Sri Mulyani untuk tahun 2021 bagaimana? Lihat di halaman berikutnya.
Simak Video "Gelagat Resesi dari Sri Mulyani"
[Gambas:Video 20detik]