Widih! Di Wilayah Ini Jual Sayur Lewat Mesin 'ATM', Laku Banget

Widih! Di Wilayah Ini Jual Sayur Lewat Mesin 'ATM', Laku Banget

Soraya Novika - detikFinance
Rabu, 09 Des 2020 17:38 WIB
Nasabah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. sedang bertransaksi menggunakan salah satu mesin ATM Bank BTN di Jakarta, Selasa (3/11). Pada periode libur bersama  kemarin, perseroan mencatatkan 1,42 juta transaksi melalui ATM dengan nilai mencapai Rp644,85 miliar terhitung sejak 28 Oktober hingga 1 November 2020. Pada periode yang sama, nasabah Bank BTN juga terpantau menggunakan layanan mobile banking perseroan dengan 883,95 ribu transaksi senilai Rp180,73 miliar. Bank BTN terus melakukan berbagai strategi untuk meningkatkan layanan  elektronik banking terutama untuk mempermudah layanan khususnya kepada nasabah pada masa pandemic COVID-19.
Foto: dok. Bank BTN
Jakarta -

Di Prancis, ada tren bisnis baru di mana para petani bisa menjual langsung sayurannya ke konsumen lewat mesin otomatis seperti mesin ATM. Dengan mesin 'ATM' ini para petani di sana bisa menjangkau pembeli 24 jam sehari penuh.

Mesin 'ATM' buat para petani ini dibuat oleh perusahaan bernama Le Casier Francais. Perusahaan kecil pembuat mesin otomatis ini langsung cuan lewat produksi mesin 'ATM' sayurannya tersebut. Perusahaan itu kini dibanjiri pesanan dari berbagai penjuru negeri.

Diperkirakan, omset mereka tahun ini akan naik dua kali lipat dibanding omset tahun lalu, yang mencapai 1,2 juta euro (sekitar Rp 20 miliar).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bisnis mesin 'ATM' ini pun langsung berkembang pesat terutama sejak awal krisis COVID-19 yang mendorong Prancis memberlakukan lockdown pertamanya pada bulan Maret lalu.

"Kami menerima puluhan permintaan setiap hari," kata direktur Le Casier Francais Manuel Moutier dikutip dari Deutsche Welle, Rabu (9/12/2020).

ADVERTISEMENT

Pakai mesin 'ATM' sayuran, omzet petani bisa capai ratusan juta per bulan. Lanjut di halaman berikutnya>>>

Satu mesin 'ATM' sayuran yang berisi seratus loker kecil ini dihargai sebesar 40 - 50 ribu euro (sekitar Rp 684 - 855 juta). Menurut Le Casier Francais, harga segitu adalah investasi bagi para petani dan bisa cepat balik modal seiring dengan meningkatnya permintaan produk sayuran.

Salah seorang petani di Prancis yang menggunakan mesin 'ATM' sayuran itu, Manuel Moutier, menilai mesin tersebut banyak membantunya dalam memasarkan sayurannya.

"Klien-klien terbaru kami, seperti kafetaria dan toko makanan sampai perusahaan, sekarang dapat menawarkan hidangan kapan saja," ucapnya.

Benoit Soufflet, petani sayuran lainnya dari luar kota Lille sampai memesan mesin ATM sayuran dengan 60 loker sekaligus pada awal Juli lalu. Dan dalam waktu singkat sudah balik modal. "Dalam tiga bulan saja, 30 ribu euro (Rp 513 juta) yang diinvestasikan telah kembali," katanya.

Omsetnya per bulan bisa mencapai 10-15 ribu euro (Rp 170- 250 juta).

"Peternakan kami terletak di samping supermarket ... dan banyak orang yang berhenti dan meminta untuk membeli salad atau seikat lobak, itu yang memberi memberi kami ide ini," tambahnya.

Terhubung dengan Internet di halaman berikutnya>>>

Petani lainnya, Marie Froment sampai memasang mesin penjual otomatis dengan 88 loker di dekat pertaniannya di Thun-Saint-Amand, sebuah desa dengan 1.100 penduduk dekat perbatasan dengan Belgia. Dengan mesin itu dia bisa menjual produk susu dan produk lokal lainnya, termasuk sayuran, jus apel, telur, dan wafel ke banyak pembeli.

"Dengan adanya COVID-19 orang lebih suka menggunakan mesin otomatis daripada masuk ke toko," ujarnya.

Meski membawa banyak kemudahan, namun, tentu ada saja kendalanya. Salah satunya mesin ini agak sulit terhubung dengan internet di daerah pedesaan. "Terkadang ada masalah dengan koneksi 4G," kata Mathieu Lucas, petani di Bailleul-le-Soc sekitar satu jam di utara Paris.

Meski begitu, mesin ATM yang bisa terkoneksi dengan internet itu memiliki keuntungannya tersendiri. Dengan koneksi internet mesin bisa menerima pembayaran lewat kartu ATM.

Ini tidak hanya memudahkan bagi pembeli, tetapi juga mencegah pencurian uang tunai di mesin. Selain itu, pemilik mesinnya tidak perlu sibuk mengisi mesin penjualnya dengan koin untuk uang kembali. Yang perlu adalah mengisi mesin otomatis itu dengan barang dagangan mereka.

"Kami memiliki seseorang yang bekerja penuh waktu untuk mesin tersebut, yang mengisinya setidaknya dua kali sehari. Karena kalau loker kosong, klien tidak akan kembali," kata Benoit Soufflet.


Hide Ads