Tiga tahun yang lalu, tepatnya pada 2017, Presiden Joko Widodo meresmikan PLBN Aruk di Kecamatan Sajingan Besar, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat sebagai bentuk wujud nawacita membangun di perbatasan. detikcom pun berkesempatan mengunjungi PLBN Aruk setelah tiga tahun diresmikan.
Tak ada kendala selama perjalanan, sebab jalanan telah dibuat beraspal rapi layaknya jalan tol di kota-kota besar. Berbagai fasilitas pun dihadirkan di pinggir jalan, mulai dari SPBU Pertamina, Puskesmas Sajingan Besar beserta ATM Bank BRI di dekatnya.
Sesampainya di PLBN Aruk, tampak banyak bangunan megah nan fungsional, mulai dari kantor pelayanan imigrasi, wisma, taman, tempat ibadah, hingga rest area. Ketika hari Sabtu dan Minggu, berjarak sekitar 500 meter dari PLBN ada yang namanya pasar berlambar, di sana banyak pedagang berjualan, mulai dari kaos, bahan pokok, dan sebagainya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Camat Sajingan Besar, Supardi mengaku sangat bersyukur kecamatannya terpilih menjadi salah satu dari tujuh tempat dibangunnya PLBN oleh Presiden Jokowi. Ia pun menjelaskan dampak adanya PLBN terhadap pertumbuhan ekonomi di perbatasan.
"Informasi yang kita terima dari pihak bank yang ada di Kecamatan Sajingan Besar, sebelum PLBN (Aruk) diresmikan perputaran uang hanya sekitar Rp 1 miliar/bulan, kemarin sebelum pandemi Corona satu bulan lebih dari Rp 10 miliar. Artinya meningkat 10 kali lipat," katanya kepada detikcom beberapa waktu lalu.
Supardi mengatakan peningkatan perputaran uang tersebut menjadi bukti visi yang dipromosikan oleh Presiden Joko Widodo ketika mencalonkan jadi Presiden tentang nawacita membangun di perbatasan itu benar dan nyata.
"Laju putaran ekonomi, laju putaran uang, itu memang luar biasa dari satu jadi belasan, itu miliar bukan juta. Seperti itulah kira-kira dari perspektif perputaran uang," ungkapnya lagi.
Supardi menjelaskan laju pertumbuhan perputaran uang itu dipengaruhi karena meningkatnya ekspor sebagai dampak didirikannya PLBN Aruk. Komoditi yang laris untuk diekspor adalah kelapa, buah naga, jengkol, petai, dan kue-kue tradisional. Selain itu masih ada karet dan sawit sebagai hasil bumi yang juga kerap diekspor.
"Makanya saya bilang ketika selesai pembangunan, ketika acara-acara masyarakat, tokoh masyarakat, mimpi apa kita dapat jalan seperti ini, mimpi apa," katanya.
![]() |
Sementara itu, Staf PLBN Aruk dari Badan Nasional Pengelola Perbatasan, Ivan Stefen Nye mengaku wabah Corona membuat PLBN Aruk terpaksa harus ditutup. Ekspor-impor sudah tidak bisa dan kini PLBN Aruk hanya melayani kepulangan warga Indonesia dari Malaysia.
"Sekarang kita hanya melayani kepulangan warga negara Indonesia saja yang bekerja di Malaysia, kalau untuk WNI ke Malaysia tidak bisa karena masih tutup aktivitasnya. Sekarang mungkin 20-30 orang per hari," kata Ivan.
Namun tutupnya PLBN Aruk yang mengakibatkan perputaran uang juga menurun tak terlalu dirasakan oleh pelaku UMKM setempat. Salah satu alasannya karena banyaknya bantuan yang diberikan oleh Bank BRI, mulai dari, restrukturisasi kredit, subsidi bunga, mengucurkan KUR, menyalurkan BPUM, hingga BSU.
Di ulang tahun BRI ke 125 yang mengangkat tema BRILian, BRI hadir di perbatasan untuk memberikan bantuan bagi para pengusaha kecil yang terdampak pandemi agar tetap dapat melanjutkan usahanya.
detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas mengenai perkembangan infrastruktur, ekonomi, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan khususnya di masa pandemi. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus beritanya di tapalbatas.detik.com.
(akn/hns)