Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan merespons rencana sanksi Amerika Serikat (AS) atas pembelian rudal S-400 Rusia oleh Turki. Respons Erdogan muncul setelah beredar kabar AS siap untuk mengambil langkah yang kemungkinan akan memperburuk hubungan kedua negara.
Erdogan menegaskan jika sanksi itu terjadi, maka menunjukkan AS tidak menghormati sekutu NATO. Mengutip Reuters, rencana sanksi AS yang yang kabarnya menargetkan industri pertahanan Turki muncul di saat para pemimpin Uni Eropa membahas sanksi terpisah terhadap pejabat Turki atas eksplorasi gas di bagian Mediterania yang disengketakan.
Kedua perkembangan tersebut merupakan contoh hubungan Erdogan yang telah lama tegang dengan sekutu Barat , dan ini telah menyebabkan kecemasan di kalangan investor. Di tengah mencuat kabarnya sanksi tersebut, Lira Turki jatuh hampir 2%, setelah Reuters mengutip sumber yang mengatakan sanksi AS akan diumumkan secepatnya. Namun, Lira Turki kemudian rebound karena investor mempertimbangkan dampaknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Langkah-langkah AS di bawah Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA) akan diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump saat Presiden terpilih Joe Biden bersiap untuk menjabat pada 20 Januari.
"Bagi Amerika untuk bangkit dan menghadapi Turki dengan masalah seperti CAATSA tidak menghormati mitra NATO yang sangat penting," kata kantor berita Turki Anadolu mengutip Erdogan.
Dalam pidato selanjutnya kepada para pejabat dari Partai AK-nya, Erdogan mengambil nada yang lebih berdamai, menyerukan kepada politisi AS dan UE untuk "melepaskan diri dari pengaruh lobi anti-Turki.
"Tidak ada masalah yang tidak bisa kita selesaikan dengan dialog dan kerjasama," ujarnya.