Jakarta -
Tidak bisa dipungkiri lagi, 2020 merupakan tahun yang sangat tidak berpihak pada bisnis restoran. Pandemi COVID-19, berhasil membuat pergeseran cara belanja serta kebiasaan konsumsi. Hal itu tentu membuat banyak perusahaan bangkrut dan tutup.
Melansir CNN, Senin (14/12/2020), data terbaru dari Coresight Research mengumumkan ada 8.400 pengecer atau supplier di Amerika yang tutup pada tahun 2020. Sepert Ascena Reatail menutup hampir 1.200 tokonya di beberapa lokasi.
Bisnis restoran di Amerika Serikat (AS) memang sedang suram-suramnya selama pandemi COVID-19. Sekitar 17% atau setara 110.000 restoran di negeri Paman Sam sudah tutup secara permanen di 2020, dan ribuan lainnya sudah berada di ujung tanduk. Hal itu berdasarkan laporan national Restaurant Association.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyebab utama banyaknya restoran tutup serta berdampak pada 30 perusahaan supplier adalah lockdown atau pembatasan sosial yang dilakukan pemerintah. Mereka mengajukan bangkrut.
Pada Januari, ada beberapa perusahaan yang terdampak seperti Papyrus resmi menutup 250 toko di seluruh AS dan Kanada. Lalu ada Bar Louire sudah mengambil tindakan kepada setengah dari 90 restorannya di AS. Selanjutnya ada Krystal salah satu rantai makanan cepat saji yang berusia 88 tahun ini dalam pengajuan kebangkrutan.
Daftar perusahaan yang ajukan kebangkrutan di halaman berikutnya>>>
Februari, ada pier 1 imports yang merupakan supplier barang rumah tangga ini mengaku menutup 1.000 tokonya
Maret, ada Modell's Sporting Goods yang menutup 153 tokonya terutama yang berada di wilayah timur.
April, ada True Religion sudah melakukan penutupan toko sementara dan mempekerjakan karyawannya dari rumah.
Mei, ada J.Crew Group sudah menutup banyak tokonya dan sudah mengajukan perlindungan kebangkrutan sejak pandemi COVID-19. Ada juga Neiman Marcus, department store berusia 113 tahun ini harus menutup tokonya. Selanjutnya ada JCPenney yang menutup sepertiga tokonya. Selanjutnya ada Tuesday Morning sudah menutup sekitar 230 dari 700 tokonya di AS.
Juni, ada GNC sebuah perusahaan vitamin dan suplemen yang sudah berusia 85 tahun. GNC resmi menutup sekitar 1.200 toko karena bangkrut. CEC Entertainment juga harus menelan pil pahit karena terdampak COVID-19.
Juli, ada NPC International yang mengumumkan hingga 300 lokasi Pizza Hut akan ditutup. Ada juga Brooks Brother sudah mengajukan pailit karena bisnisnya dirusak oleh pandemi COVID-19. Lalu ada juga Property Group, pemasok peralatan dapur ini sudah menutup setengah dari 120 tokonya di AS. Ada pula Muji USA yang menutup sebagian tokonya dan berfokus pada penjualan online.
Tidak hanya itu, ada juga Lucky Brand yang akan menutup 13 dari sekitar 200 tokonya di Amerika Utara. Lalu ada RTW Retail Winds sudah mengajukan pailit pada pertengahan Juli. Lalu Ascena Retail Group yang akan menutup 300 tokonya. Ada juga California Pizza yang terdampak COVID-19.
Agustus, ada Lord & Taylor yang resmi menutup semua tokonya dan mengakhiri 200 tahun menjalankan bisnis. Tailord Brands sudah menutup sepertiga tokonya. Stein Mart sudah mengajukan kebangkrutan dan menutup 300 tokonya di AS.
September, ada Century 21 yang sudah menutup 13 tokonya setelah beroperasi selama 60 tahun. Ada juga Sizzler USA yang resmi menutup tokonya akibat COVID-19.
Oktober, ada Ruby Tuesday ini sudah menutup sekitar 200 tokonya dan tersisa 300 toko secara global.
November, ada Friendly's yang sudah mengajukan kebangkrutan kedua kalinya dalam waktu kurang 1 dekade. Toko yang tersisa saat ini sekitar 130. Selanjutnya ada Guitar Center yang sudah bangkrut karena tidak bisa bertahan di masa COVID-19. Padahal perusahaan sudah mengubah layanan dari offline ke online.
Desember, ada Francesca's yang menutup sekitar seperempat dari 700 tokonya dan menggunakan kebangkrutan untuk mendapatkan pembiayaan baru dan bisa bangkit dari COVID-19.