Kementan: Ketersediaan Pangan Cukup Sampai Akhir Tahun

Kementan: Ketersediaan Pangan Cukup Sampai Akhir Tahun

Jihaan Khoirunnisaa - detikFinance
Kamis, 17 Des 2020 14:42 WIB
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan, Agung Hendriadi
Foto: Jihaan Khoirunnisaa/detikcom
Jakarta -

Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Agung Hendriadi memastikan ketersediaan dan pasokan pangan aman dan terkendali jelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2021. Kebutuhan pangan disebut tersedia di seluruh Indonesia dalam jumlah yang cukup serta dapat diakses oleh masyarakat.

"Ketersediaan pangan kita itu cukup sampai dengan akhir tahun 2020," jelas Agung usai menghadiri acara 'Launching Bazaar Online Pasar Mitra Tani dan Marketplace' yang diselenggarakan di Pasar Mitra Tani Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (17/12/2020).

Bahkan, diakuinya beberapa komoditas pangan mengalami surplus. Di antaranya beras surplus 6,6 juta ton, jagung surplus 1,5 juta ton, daging sapi surplus 32 ribu ton, daging ayam surplus 276 ribu ton, serta bawang merah dan bawang putih yang masing-masing 82 juta ton dan 180 ribu ton.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Beras sampai akhir tahun 6,6 juta ton, kemudian cabai juga surplus (kelebihan), Insyaallah semua pangan tidak ada masalah," imbuhnya.

Meski ditemukan kenaikan harga pada beberapa komoditas, seperti telur, menurut Agung hal tersebut bukan suatu hal yang perlu dikhawatirkan. Ia mengatakan kenaikan harga masih terkendali dan dalam batas normal.

ADVERTISEMENT

"Ya nggak apa-apa naik sedikit. Kalkun saja di akhir tahun di Amerika itu naik. Naik sedikit nggak apa-apa yang penting masih bisa terkendali," terang Agung.

Agung menambahkan pihaknya telah melakukan berbagai upaya guna menjaga stabilitas pasokan pangan nasional. Salah satunya dengan menggelar bazaar online yang bersamaan dengan peluncuran marketplace Pasar Mitra Tani. Pihaknya juga berkoordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten dalam melakukan monitoring harga dan pasokan komoditas.

"Di mana yang kurang. Misalnya Maluku Utara hari ini kekurangan cabai, kita kirim dari sentra cabai ke sana. Itu merupakan bentuk intervensi pemerintah, Kementerian Pertanian," katanya.

Agung menilai pandemi COVID-19 tidak terlalu berdampak terhadap kenaikan harga komoditas pangan, melainkan lebih terhadap distribusi dari komoditas tersebut.

"Ya suka tidak suka pasti PSBB menghambat distribusi pangan apalagi kita ini 17 ribu pulau. Mengantarkan ke 17 ribu pulau itu kan tidak mudah. Artinya harus ada peran dari pemerintah. Alhamdulillah intervensi pertanian atas saran Pak Menteri dan itu sudah kita lakukan itu juga bisa mengendalikan harga signifikan," pungkasnya.

(prf/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads