Hari ini terjadi aksi 1812. Pengusaha pun mencemaskan hal tersebut karena berpotensi meningkatkan penularan virus Corona (COVID-19). Bila begitu, dunia usaha akan ikut dirugikan.
Tak hanya itu, pengusaha berpendapat aksi 1812 yang berlangsung hari ini bisa memberi sinyal buruk bagi investor. Massa aksi 1812 menuntut Habib Rizieq dibebaskan dari tahanan. Berikut pendapat pengusaha:
1. Takut PSBB Diperketat Lagi
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kadin DKI Jakarta Sarman Simanjorang menjelaskan yang dikhawatirkan pelaku usaha jika nantinya kasus positif virus Corona semakin tinggi maka pemerintah semakin memperketat kegiatan masyarakat, dan ujung-ujungnya dunia usaha yang kena imbasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Misalnya kemarin-kemarin dengan kita sudah semakin tinggi (angka positif COVID-19) kenaikannya, pemerintah mulai per hari ini misalnya sudah memberikan warning dan aturan bahwa mal-mal, restoran dan kafe atau hiburan itu tutup lebih cepat," kata dia saat dihubungi detikcom, Jumat (18/12/2020).
"Nah berarti kan kalau nantinya ini juga berpotensi bisa nanti semakin tinggi (kasus positif virus Corona), bisa-bisa dikhawatirkan akan terjadi lagi PSBB yang diperketat. Nah ini dampak-dampaknya juga kepada dunia usaha," sambungnya.
2. Bikin Investor Waswas
Sarman Simanjorang menjelaskan bahwa investor bakal menyoroti gejolak yang terjadi di suatu negara sebelum berinvestasi.
"Ya tentu kalau di negara kita ini sering demo dan tentu juga itu akan menjadi sorotan bagi investor-investor yang ingin masuk karena mereka kan butuh sesuatu kenyamanan, butuh suatu kepastian," kata dia.
Menurutnya aksi-aksi yang terjadi bakal mengganggu psikologis para investor. Bisa-bisa mereka yang tadinya mau berinvestasi di Indonesia jadi mengurungkan niatnya.
"Ini dari sisi investor ini juga psikologisnya akan terganggu kalau nantinya ingin masuk tapi kalau sering kita demo ini juga akan mengganggu mereka," paparnya.
3. Dampak Langsung Tak Signifikan
Namun, dampak langsung kepada dunia usaha atas terjadinya aksi 1812 menurutnya tidak akan signifikan. Sebab, saat ini memang sedang pandemi.
"Karena masyarakat kita juga banyak berdiam di rumah sementara saat ini. Tapi kalau keadaan normal pasti akan mengganggu karena orang-orang akan takut ke mal, akan takut keluar rumah. Tapi kalau saat ini kan memang bisa dikatakan bahwa tidak begitu mengganggu langsung kepada dunia usaha," tambahnya.
Kecuali, aksi 1812 tersebut tidak mematuhi protokol kesehatan sehingga menyebabkan kasus positif virus Corona meningkat. Jika itu terjadi, bisa-bisa pemerintah kembali menerapkan PSBB secara ketat yang berimbas negatif ke dunia usaha.
(toy/ara)