Ada Segudang PR Buat Sandiaga di Bisnis Pariwisata, Apa Saja?

Ada Segudang PR Buat Sandiaga di Bisnis Pariwisata, Apa Saja?

Trio Hamdani - detikFinance
Minggu, 27 Des 2020 11:13 WIB
Menparekraf Sandiaga Uno
Foto: Dok. Detikcom
Jakarta -

Ada segudang pekerjaan rumah (PR) yang harus dibereskan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno di bisnis pariwisata. Apalagi sektor usaha tersebut sedang berjuang melawan dampak pandemi virus Corona (COVID-19).

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran menjelaskan PR paling utama di bisnis pariwisata adalah menciptakan daya tahan dalam menghadapi pandemi.

"Karena kan kondisi pandemi ini sebenarnya kondisi yang istilahnya kondisi yang tidak baik lah, karena yang namanya sektor pariwisata itu paling utama itu adalah mengandalkan libur salah satunya. Justru libur itu sekarang yang justru banyak ditahan karena adanya pergerakan," kata dia saat dihubungi detikcom, Minggu (27/12/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Semestinya, di kala libur panjang akhir tahun seperti sekarang ini menjadi berkah bagi pelaku usaha pariwisata. Sayangnya pandemi menyebabkan hal sebaliknya.

"Sekarang kita fokus ke domestik saja, kita perhatikan bahwa banyak kebijakan-kebijakan yang justru menahan untuk adanya kegiatan atau pergerakan pada saat libur," sebut Maulana.

ADVERTISEMENT

Dia menjelaskan ketika pelaku usaha pariwisata tidak mampu bertahan dalam kondisi sulit seperti itu, tenaga kerja lah mau tidak mau menjadi korbannya.

"Kan kalau pelaku usahanya nggak bisa bertahan otomatis impact-nya pasti ke tenaga kerja pariwisatanya kan. Kondisi saat ini saja kalau kita bicara hotel saja dengan kondisi 23% sampai 30% lah average (rata-rata) nasional itu tenaga kerjanya sudah 60% itu sudah pasti dirumahkan," paparnya.

Setelah itu, baru nanti hal yang perlu jadi perhatian Menparekraf adalah pemulihan sektor pariwisata. Sebab, pandemi menyebabkan banyak perubahan pada perilaku masyarakat yang akan berpengaruh ke sektor usaha tersebut.

"Contohnya kalau di sektor meeting itu di MICE (pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran) itu sudah mulai mentransformasikan digital juga seperti melakukan pertemuan melalui digital. Itu juga mengubah perilaku, itu juga menjadi tantangan tersendiri. Itu dampaknya kan pasti ke tenaga kerja juga nantinya. Nah hal-hal seperti ini menjadi bagian dari tantangan," tambahnya.

(zlf/zlf)

Hide Ads