Lebih Ngeri dari PSBB, Ini Dampaknya Jika RI Lockdown

Lebih Ngeri dari PSBB, Ini Dampaknya Jika RI Lockdown

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 28 Des 2020 15:36 WIB
Poster
Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Lockdown menjadi langkah yang dipilih banyak negara saat masa pandemi COVID-19. Pemerintah Indonesia tidak memilih kebijakan itu untuk menekan penyebaran virus corona. Tapi jika Indonesia sampai lockdown apa yang akan terjadi?

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menilai jika Indonesia menerapkan lockdown dampaknya jauh lebih besar dibandingkan negara-negara lain. Sebab mayoritas tenaga kerja Indonesia lebih banyak di sektor informal.

"Lockdown itu untuk Indonesia dampak negatifnya jauh lebih besar dari negara lain karena banyak yang di sektor informal. Pedagang bakso nggak bisa jualan bakso. Berapa ribu masyarakat kita yang jualan bakso, yang jualan ketoprak, yang jualan pecel, yang jualan siomay, yang buka warung. Mereka akan kehilangan income. Berapa lama mereka bisa bertahan," ujar Piter kepada detikcom, Selasa (17/3/2020).

Jika lockdown terjadi di Indonesia, maka pemerintah harus menyiapkan bantuan langsung tunai (BLT) kepada masyarakat menengah ke bawah yang bekerja di sektor informal. Jika tidak dampaknya akan lebih buruk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara Ekonom BCA David Sumual mengatakan jika lockdown dilakukan maka dampaknya di Jakarta sangat lebih berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Mengingat 75% pergerakan uang dalam perekonomian nasional terjadi di Jakarta.

"Dampak ekonominya agak sukar dihitung karena kita belum tahu berapa lama (jika lockdown) akan terjadi. Lockdown-nya misalnya seminggu, dua minggu, sebulan, beda hasilnya. Kalau dilakukan di Jakarta akan cukup signifikan pengaruhnya karena porsi Jakarta terhadap ekonomi nasional besar. 75% peredaran uang kan adanya di Jakarta, Jabodetabek," sebutnya.

ADVERTISEMENT

Meski begitu, pengaruh pertumbuhan ekonomi di tengah situasi saat ini dianggapnya tidak masalah. Mengingat hampir semua negara mengalami penurunan ekonomi akibat virus corona ini.

"Dampaknya karena arus barang jasa itu nggak jalan, nggak lancar, itu pengaruh ke pertumbuhan (ekonomi). Tapi kan seluruh negara mengalami, jadi nggak masalah dari sisi supply turun, demand-nya juga turun itu pengaruh ke pertumbuhan ekonomi. Bukan sesuatu yang aneh karena seluruh dunia mengalami hal yang sama," kata David.

(das/dna)

Hide Ads