Pemerintah memutuskan untuk memperpanjang penyaluran bantuan sosial (bansos) di 2021. Hal itu dalam rangka menyelamatkan ekonomi masyarakat terbawah yang terkena dampak pandemi COVID-19.
Namun penyaluran bansos tahun depan akan berbeda dengan tahun ini. Ini 3 fakta penyaluran bansos baru di tahun depan.
1. Disalurkan Secara Tunai
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bantuan sosial dalam rangka pandemi COVID-19 berlanjut di tahun depan. Belajar dari kesalahan sebelumnya, pemerintah memutuskan untuk menyalurkan bansos dalam bentuk tunai.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun menginginkan agar penyaluran bansos tunai bisa segera dilakukan mulai Januari 2020. Sebab diharapkan bansos tunai itu bisa segera memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi.
"Yang dulu diberikan dalam bentuk sembako, terutama untuk Jabodetabek sudah kita putuskan sekarang tunai lewat pos atau lewat bank. Jadi jangan sampai mundur, bulan Januari harus sudah bisa dimulai. Karena ini menyangkut daya ungkit ekonomi, menyangkut daya beli masyarakat konsumsi rumah tangga yang kita ingin bisa menggerakkan demand atau permintaan," terangnya.
2. Jumlah Penerima Turun
Pemerintah berencana menyalurkan bantuan sosial (bansos) tunai untuk 18 juta keluarga pada tahun depan. Angka ini lebih rendah dari target tahun 2020 sebanyak 20 juta orang.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, jumlah sasaran bansos turun karena realisasi tahun ini sebanyak 18 juta.
"Untuk bantuan sosial pada 2021 akan berjalan seperti biasa skemanya juga sama memang beberapa ada revisi misalnya untuk PKH tetap keluarga penerimanya ada 10 juta," katanya usai rapat terbatas, Selasa (29/12/2020).
"Untuk bansos tunai itu dari target tahun ini yang 20 juta itu hanya tercapai 18 jutaan, karena itu nanti bantuan sosial tunai itu akan disalurkan 18 juta keluarga penerimaan manfaat. Kenapa kok tidak 20 juta, memang target 2020 hanya mencapai 18 juta, jadi bukan pengurangan," sambungnya.
Lanjut ke halaman berikutnya
Jokowi memperingatkan jangan sampai ada yang berani yang melakukan pemotongan dalam penyaluran bansos tunai ini. Dengan proses digitalisasi diharapkan bansos tunai bisa disalurkan langsung ke akun penerima.
"Ini sudah saya ulang-ulang, jangan sampai ada potongan-pemotongan apapun seperti kejadian di bansos Jabodetabek. Betul-betul kirim ke account, rekening penerima manfaat. Jadi proses digitalisasi data bansos yang diintegrasikan dengan banking system. Saya kira itu yang kita inginkan," ucapnya saat membuka ratas pagi ini, Selasa (29/12/2020).
Jokowi meminta para menterinya akan benar-benar mempersiapkan data penerima bansos tunai. Dia meminta agar melibatkan pemerintah daerah untuk melakukan perbaikan data penerima.
Simak Video "Langsung Tancap Gas, Risma Segera Upayakan Bansos Diterima secara Online"
[Gambas:Video 20detik]
(das/ang)