Perusahaan Bubble Tea China Kantongi Pendanaan Rp 28 T

Perusahaan Bubble Tea China Kantongi Pendanaan Rp 28 T

Anisa Indraini - detikFinance
Minggu, 03 Jan 2021 22:50 WIB
Nayuki
Foto: Nayuki (istimewa/nayuki)
Jakarta -

Pemilik rantai bisnis bubble tea Nayuki atau dikenal dengan nama Naixues Tea dalam bahasa China, telah menyelesaikan penggalangan dana baru dengan valuasi mencapai US$ 2 miliar atau setara Rp 28 triliun (kurs Rp 14.000/US$).

Berdasarkan sumber dari Bloomberg, Minggu (3/1/2020), Shenzhen Pindao Restaurant Management Co telah mengumpulkan lebih dari US$ 100 juta dalam putaran pendanaan seri C yang dipimpin oleh perusahaan ekuitas swasta PAG. Miliarder Jack Ma lewat Yunfeng Capital disebut juga termasuk di antara investor pada putaran pendanaan anyar ini.

Perusahaan itu juga sedang mempertimbangkan penawaran umum perdana di Bursa Hong Kong, setelah virus Corona mengganggu rencananya melantai di Bursa Amerika Serikat (AS).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perwakilan Shenzhen Pindao mengkonfirmasi penyelesaian putaran pendanaan itu. Perusahaan akan menggunakan seluruh dana segar tersebut untuk penelitian produk dan digitalisasi rantai pasokan.

Sebagai informasi, Nayuki didirikan pada 2015 dan berkantor pusat di Shenzhen, menjual teh buah segar dengan beberapa toping krim keju di atasnya, serta teh minuman dingin dan makanan yang dipanggang. Perusahaan ini memiliki lebih dari 350 gerai di 51 kota di China.

ADVERTISEMENT

Perusahaan menyelesaikan putaran pendanaan pada 2018 yang menilai startup tersebut sebesar US$ 918 juta. IPO Nayuki dapat menambah daftar potensi penjualan rantai penjualan bubble tea di Hong Kong.

Heytea, rantai bubble tea utama lainnya di China, sedang berusaha untuk mengumpulkan US$ 400 juta menjadi US$ 500 juta dalam penawaran umum perdana Hong Kong sebelum akhir 2021, Hong Kong Apple Daily melaporkan pada bulan September.

B & S International Holdings Ltd., yang memiliki waralaba Hong Kong mengumpulkan US$ 12,8 juta dalam IPO Hong Kong pada 2018. Penawaran tersebut kelebihan permintaan lebih dari 2.600 kali di antara investor ritel, menjadikannya salah satu IPO terpanas tahun itu.

(dna/dna)

Hide Ads