Jack Ma Hilang Usai Kritik China, Simak 3 Faktanya

Jack Ma Hilang Usai Kritik China, Simak 3 Faktanya

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Selasa, 05 Jan 2021 20:30 WIB
Jack Ma
Jack Ma/Foto: Reuters
Jakarta -

Miliarder asal China, Jack Ma dikabarkan telah hilang lebih dari dua bulan. Pria yang sukses menjadi salah satu orang terkaya China itu dilaporkan tidak lagi muncul ke publik sejak November 2020.

Sebelum keberadaannya tidak diketahui, Jack Ma pernah menyampaikan kritik terhadap pemerintah China yang membuat Presiden Xi Jinping Murka.

Hingga kini belum ada kabar terakhir yang menjelaskan ke mana Jack Ma selama ini. Hilang selama dua bulan, begini tiga faktanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Kritik Jack Ma

Kritik yang disampaikan Jack Ma adalah terkait sistem keuangan China. Ia menyampaikan kritik itu ketika berpidato di Bund Summit, sebuah acara di Shanghai yang dihadiri ratusan bankir dan perwakilan pemerintah China pada Oktober 2020 lalu.

Kritik yang disampaikannya cukup keras. Pada pidatonya itu, Jack Ma menilai sistem keuangan China sudah ketinggalan zaman. Hal itu dikabarkan membuat pemerintah China marah.

ADVERTISEMENT

Dikutip dari South China Morning Post (SCMP) pada 18 November lalu, kritik itu menyebabkan Presiden Xi Jinping memerintahkan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) ANT Group dihentikan.

Kala itu, Jack Ma memang sedang mengajukan IPO untuk ANT Group, anak perusahaan Alibaba Group yang menawarkan layanan pembayaran online secara menyeluruh. Kini, ANT Group resmi gagal melantai di Bursa Shanghai dan Hong Kong.

Kembali ke pidatonya, kritik Jack Ma dilontarkan kepada regulator keuangan, pegadaian, dan juga bank milik negara. Sistem keuangan China yang disebut Bassel Accords disamakan oleh Jack Ma dengan 'klub orang tua' karena dibuat oleh sekelompok orang tua.

Dia pun mempertanyakan apakah sistem tersebut masih berguna di tengah teknologi yang berkembang pesat saat ini. Semakin panas, Jack Ma menyebut sistem keuangan China bagaikan penyakit yang diberi pengobatan yang salah.

"Gejala Alzheimer dan polio mungkin mirip, tapi keduanya benar-benar penyakit berbeda. Jika seorang anak diberi obat Alzheimer untuk menyembuhkan polio, akan ada banyak masalah," kata Jack Ma seperti yang dikutip dari SCMP pada 18 November 2020 lalu.

"Basel Accords bertujuan untuk merawat penyakit sistem perbankan tua, obat untuk orang-orang tua, tapi sistem keuangan di China masih muda," sambung Jack Ma.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

2. Saham Alibaba Anjlok

Saham Alibaba Group Holding anjlok di tengah hilangnya keberadaan Jack Ma. Bahkan, nilai Alibaba di dua pasar saham yang berbeda kompak memerah.

Dikutip dari data perdagangan Reuters, Selasa (5/1/2021), saham Alibaba Group Holding yang tercatat di bursa Hong Kong terpantau melemah 2,20% atau 5 poin ke level HK$ 222,60 per saham.

Sedangkan di bursa New York, saham Alibaba ditutup melemah 2,10% atau 4,88 poin ke level US$ 227,85 per saham pada akhir perdagangan Senin, 4 Januari 2021.

3. Bukan Cuma Jack Ma yang Hilang

Hilangnya Jack Ma, bukan hal yang baru terjadi di China. Beberapa pebisnis juga sempat hilang jejaknya usai mengkritik pemerintah China. Dilansir Business Insider, Ren Zhiqiang seorang pensiunan konglomerat real estat asal China juga pernah menghilang seperti Jack Ma.

Ren menghilang usai menuduh Partai Komunis yang berkuasa di China salah menangani pandemi virus Corona. Teka-teki kehilangan itu terungkap usai Beijing mengaku menghukum Ren hingga 18 tahun penjara.

Ada juga seorang manajer aset, Xiao Jianhua, yang juga pernah menghilang, dia diculik dari sebuah hotel di Hong Kong pada Januari 2017. Xiao disebutkan menjadi tahanan China, dan negara tersebut menyita sebagian besar perusahaannya, Tomorrow Group.

Pemerintah China menuduh Xiao dan taipan lainnya mengambil calon investor dari pasar saham negara tersebut. Selain pebisnis, China juga dilaporkan menangkap beberapa kritikus pemerintah atas tanggapannya terhadap pandemi. Salah satunya adalah Xu Zhangrun, seorang profesor hukum, dan Zhang Xuezhong, seorang pengacara hak asasi manusia.

Kemudian, ada juga Meng Hongwei, mantan kepala Interpol yang juga sempat menghilang pada September 2018 dalam perjalanan ke China dari Prancis. Januari lalu, China menghukumnya 13,5 tahun penjara atas tuduhan penyuapan.


Hide Ads