Kisah Biji Kopi Kuningan 'Naik Kelas'

Kisah Biji Kopi Kuningan 'Naik Kelas'

Bima Bagaskara - detikFinance
Minggu, 10 Jan 2021 17:59 WIB
Biji Kopi asal Kuningan
Foto: Biji Kopi asal Kuningan (Bima Bagaskara/detikcom)

Petani kopi Cibunar mulai menyadari bahwa biji kopi yang mereka panen memiliki nilai jual tinggi. Perlahan tapi pasti, harga biji kopi yang dipanen petani mulai merangkak naik. Adit terus meyakinkan petani bahwa biji kopi Cibunar dapat dijual langsung ke pasaran tanpa melalui tengkulak.

"Harga biji kopi mulai dinaikkan jadi 35 ribu dijualnya langsung ke pasaran ke kedai-kedai. Dari situlah petani-petani mulai sadar bahwa kopi Cibunar ini punya nilai jual yang tinggi. Tapi tetap saja ada petani yang pro dan kontra karena tentunya jika ingin bernilai tinggi cara tanam, panen itu harus benar dan dibilang agak ribet," lanjutnya menceritakan.

Kini kerja keras Adit mengedukasi petani sudah membuahkan hasil. Harga satu kilogram biji kopi Cibunar saat ini naik berkali-kali lipat. Untuk biji kopi robusta petik merah, saat ini petani menjualnya Rp 50 ribu perkilogram. Sedangkan untuk biji kopi arabica yang sudah melalui proses full wash dijual seharga Rp 100 ribu perkilogramnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kopi Cibunar saat ini sudah dikenal oleh masyarakat luas. Adit sendirilah yang memasarkan hasil panen petani ke berbagai kedai kopi yang ada di wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan (Ciayumajakuning). Bahkan permintaan untuk mengirim kopi Cibunar ke luar negeri atau ekspor banyak didapat Adit. Namun Ia saat ini tidak dulu menerima permintaan tersebut.

"Permintaan ekspor ada dari Jepang dan beberapa negara lainnya tapi kita tidak dulu penuhi karena fokus dan target saya bersama petani-petani itu sekarang gimana caranya meningkatkan hasil panen kopi Cibunar. Sekarang hasil panen itu sekitar 20 ton, robusta 15 ton arabica 5 ton itu paling banyak," ujar pria kelahiran 18 Maret 1997 ini.

ADVERTISEMENT

Adit juga menceritakan saat ini dirinya bisa mengenyam bangku kuliah dari yang tadinya hanya berandai-andai. Hal itu tidak lepas dari upayanya memberikan edukasi kepada para petani kopi Cibunar. "Sekarang kuliah di Uniku ambil manajemen, dulunya mau kuliah itu ya mimpi aja karena tidak ada uang. Berkat kopi ini jadi banyak teman banyak kenalan dan pastinya membawa rejeki juga jadi akhirnya bisa kuliah alhamdulillah," ucap Adit.

Selain itu Adit kini mampu meraup keuntungan hingga Rp 300 juta dalam setahun dari hasil memasarkan kopi Cibunar. Selain memasarkan ke kedai kopi di Ciayumajakuning, Adit juga mengirim kopi Cibunar ke daerah-daerah seperti Tangerang, Kudus, Toraja hingga Malaysia.

"Ada orang Kuningan yang buka cafe di Malaysia dia minta kopinya dari Cibunar. Alhamdulillah tahun 2020 kemarin keuntungan sampe 300 juta bersih. Itu uangnya tidak buat foya-foya atau untuk saya pribadi, tapi dibuat untuk memperbanyak tanaman kopi Cibunar sehingga target ekspor bisa segera terwujud," pungkasnya.



Simak Video "Video: Eks Napiter Umar Patek Buka Bisnis Kopi, Penyintas Bom Bali Protes"
[Gambas:Video 20detik]

(dna/dna)

Hide Ads