Harga Cabai Kian Pedas, Mendag: Saya Minta Maaf

Harga Cabai Kian Pedas, Mendag: Saya Minta Maaf

Vadhia Lidyana - detikFinance
Senin, 11 Jan 2021 13:10 WIB
M Lutfi Menteri Perdagangan Baru
Foto: Dok. Kemendag
Jakarta -

Harga cabai semakin pedas karena terus mengalami lonjakan di pasar, terutama harga cabai rawit merah. Pusat Informasi Harga Pangan Nasional mencatat, harga cabai rawit merah rata-rata 19 provinsi tembus Rp 79.250 hari ini. Merespons hal itu, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, fenomena ini memang bukan hal yang baru dan terus terjadi setiap tahunnya.

"Harga cabai ini permainan yang sebenarnya bukan baru. Saya ingin ingatkan, cabai ini permintaannya sangat sensitif. Ibu-ibu itu, orang Indonesia makan cabainya adalah cabai segar. Jadi dalam 12 bulan itu saya jamin 6 kali harganya tinggi, dan 6 kali harganya rendah," kata Lutfi dalam konferensi pers yang digelar virtual, Senin (11/1/2021).

Ia mengatakan, ketika harga cabai naik ataupun jatuh, dirinya akan selalu jadi sosok yang salah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"6 kali ketika tinggi, Menteri Perdagangan yang salah, dan ketika 6 kali panen besar Menteri Perdagangan salah. Jadi ini sudah nasib saya, tinggi salah, turun salah," imbuh Lutfi.

Ia membeberkan, kebiasaan masyarakat Indonesia adalah mengkonsumsi cabai segar yang tak bisa bertahan lama. Sehingga, ketika panen harga cabai akan jatuh karena stok berlimpah, dan stok berlimpah itu tak bisa disimpan lama untuk memenuhi kebutuhan ketika musim paceklik.

ADVERTISEMENT

Di satu sisi, Indonesia belum mempunyai teknologi penyimpanan cabai agar bisa bertahan lama untuk memenuhi kebutuhan ketika musim paceklik yang menyebabkan harga cabai tinggi.

"Memang sampai hari ini belum ada satu teknologi atau yang bisa diterapkan pemerintah sampai saat ini. Bagaimana menyelesaikan permasalahan itu. Karena Indonesia maunya cabainya merah dan segar. Cabainya itu mungkin hanya bisa bertahan 30 hari. Jadi ketika paceklik harganya tinggi naik, ketika panen harganya turun, jatuh. Dua-duanya salah saya," ujarnya.

Oleh sebab itu, dirinya meminta maaf karena belum menemukan solusi cepat untuk menyelesaikan persoalan harga cabai tersebut.

"Jadi sampai saat ini belum ada, jadi saya minta maaf. Ini sudah jadi risiko Menteri Perdagangan, naik salah, turun salah," ungkap Lutfi.

Meski begitu, menurutnya saat ini Kemendag sudah mulai mencoba sistem penyimpanan cabai dan bahan pokok lainnya agar bisa bertahan lama.

"Kita lagi coba terutama di Brebes, adalah dengan sistem pendingin atau CAS, Control Atmosphere System. Ini adalah bagaimana suatu ruangan bisa diatur atmosfernya, sehingga barang pokok itu bisa bertahan setidaknya 7,8 sampai 12 bulan. Nah ini sedang kita kerjakan, mudah-mudahan pada kesempatan pertama bisa digalakkan, terutama di sentra-sentra cabai di Boyolali, Jawa Timur, ini bisa dijalankan," tutup Lutfi.

(eds/eds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads