Usaha Seret saat Pandemi, Pengusaha Warteg Pulang Kampung Jadi Petani

Usaha Seret saat Pandemi, Pengusaha Warteg Pulang Kampung Jadi Petani

Anisa Indraini - detikFinance
Selasa, 12 Jan 2021 13:13 WIB
Cara Baru Makan di Warteg Warmo
Foto: Dok. detikFood/Riska Fitria
Jakarta -

Pandemi virus Corona (COVID-19) benar-benar telah menggerus pendapatan pelaku usaha, tak terkecuali pengusaha Warteg. Banyak dari mereka yang tidak bisa mempertahankan bisnisnya, sedangkan yang masih bertahan mengalami penurunan omzet hingga 90% saat ini.

"Sudah hampir 90% (omzet turun). 50% dari 20.000 (Warteg) sudah tutup karena tidak bisa bayar sewa," kata Ketua Komunitas Warteg Nusantara (Kowantara), Mukroni kepada detikcom, Selasa (12/1/2021).

Mereka yang tidak bisa mempertahankan bisnisnya, kata Mukroni memilih untuk pulang ke kampung halaman masing-masing karena beban hidup di Jakarta dianggap terlalu berat. Di sana mereka mengadu nasib jadi petani, hingga membuka usaha kecil-kecilan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka pulang kampung karena beban berat untuk tinggal di Jabodetabek. Sementara usaha di sini belum pasti karena masih ada pemberlakukan PSBB sampai kapan dan sewa kontrakan argonya tetap jalan, belum listrik dan biaya hidup lainnya," ucapnya.

"Mereka ada yang jadi kuli, sopir, petani, buka usaha kecil-kecilan di kampung karena tidak bayar sewa kontrakan," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Mukroni menjelaskan adanya pembatasan baru yang tidak pasti kapan akan berakhir bikin pengusaha Warteg cemas. Pasalnya, kebijakan itu otomatis membuat pendapatannya semakin terpukul.

"Ada kecemasan dari pihak pelaku pedagang Warteg yang diimbau ada pembatasan lagi, sementara usaha dagangnya masih belum pulih. Dengan kondisi begini pemikiran yang ada adalah kecemasan, kecewa dan stress," tandasnya.

(zlf/zlf)

Hide Ads