.webp)
Matt Mullenweg tidak pernah menyangka akan meraih kesuksesan di usia muda. Dia tidak pernah bermimpi memiliki ketenaran dan dikelilingi teman-teman yang hebat. Di usia 27 tahun, dirinya sukses usai mendirikan WordPress dan portal website terkemuka lainnya.
Keberhasilan itu dia capai meski dirinya tidak mengemban pendidikan yang lengkap alias putus sekolah. Kini dia memiliki kekayaan sekitar US$ 40 juta atau setara Rp 564 miliar (Kurs Rp 14.100).
Mengutip woculus.com, Kamis (14/1/2021), Matt Mullenweg memiliki ambisi menjadi pemain saksofon jazz. Dia juga tidak tahu kapan mulai gemar berfoto dan ngeblog. Pada tahun 2004, dia putus sekolah dari University of Houston atau dua tahun setelah merintis Automattic, perusahaan rintisan di belakang WordPress.com.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena kesuksesannya itu, Matt Mullenweg direkrut oleh CNET pada Oktober 2004 untuk bekerja di WordPress dan beberapa media baru yang terkait. Namun, bekerja dengan CNET tidak bertahan lama karena dia keluar pada Oktober 2005 dan memulai mengembangkan perusahaannya sendiri.
Beberapa hari setelah resign, dia mengumumkan Akismet pada 25 Oktober dan Automattic pada Desember 2005. Perusahaan yang dirintisnya dilakukan bersama Ryan Boren dan Donncha O Caoimh dan Toni Schneider yang merupakan mantan CEO dan eksekutif OddPost di Yahoo.
Matt Mullenweg mengembangkan WordPress sejak tahun 2002, hingga pada akhirnya memiliki perusahaan untuk mengkomersilkan layanannya pada tahun 2005.
Hari ini, WordPress adalah platform terkemuka untuk para blogger. Sebuah laporan di New York Times mengungkapkan, WordPress masih menduduki peringkat tertinggi di antara platform blog terkemuka lainnya termasuk blogger, Tumblr, LiveJournal, dan lainnya.
Pria bernama lengkap Matthew Charles Mullenweg ini juga berhasil mendirikan banyak layanan atau portal web seperti Poll Daddy, Buddy Press, Akismet, Gravatar dan banyak lagi.
Pria yang lahir di Houston, Texas pada 11 Januari 1984 ini kini tinggal di San Francisco, California. Matt Mullenweg sekarang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bepergian, menyumbang untuk amal dan berbicara sebagai seorang profesional.
