Sementara itu Duta Besar Indonesia untuk China dan Mongolia Djauhari Oratmangun mewanti-wanti soal aturan perdagangan (ekspor-impor) ke China kini semakin ketat. Ia mengatakan, ada beberapa hambatan dalam negosiasi perdagangan yang tak mudah diselesaikan.
"Persaingan semakin ketat di China, peraturannya juga semakin banyak. Saya kira Pak Menteri Perdagangan sudah menerima laporan. Di sini ada beberapa hambatan perdagangan yang proses negosiasinya menurut hemat saya itu tidak akan mudah," kata Djauhari
Ia juga menyampaikan soal defisit perdagangan Indonesia dengan China yang semakin rendah di tahun 2020 kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Total perdagangan Indonesia dengan China untuk periode Januari-November itu sudah nyaris US$ 70 miliar. Jadi tepatnya itu adalah US$ 69,4 miliar di mana total nilai ekspor kita mencapai US$ 33,1 miliar, jadi meningkat sekitar 6%," terang Djauhari
"Tapi kemarin saya mendengarkan briefing dari Jakarta, press statement itu lebih dari 10%. Sementara impor dari China itu menurun kurang lebih 11,5%. Dengan demikian, kita bisa mengurangi gap trade deficit menjadi US$ 3,2 miliar. Dibanding tahun lalu itu turun 66,7%," jelas Djauhari," sambungnya.
Meski defisit menurun, menurutnya masih banyak tantangan bagi pelaku usaha Indonesia ke China. "Namun demikian, dengan angka-angka tersebut kita juga jangan terlena," tegas dia.
(hns/hns)