Seorang pria Inggris yang satu ini benar-benar sedang sial. Dia secara tidak sengaja membuang hard drive atau hardisk berisi bitcoin senilai triliunan rupiah.
Melansir CNBC, Selasa (19/1/2021), pria tersebut meminta pejabat kota setempat untuk membiarkannya mencari perangkat keras berisi 'harta karun' bitcoin di tempat pembuangan akhir (TPA).
Adalah James Howells, seorang insinyur IT berusia 35 tahun dari Newport, Wales, yang membuang perangkat tersebut saat membersihkan rumahnya pada tahun 2013.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengklaim bahwa dia memiliki dua hard drive laptop yang identik, dan dia secara keliru membuang yang berisi kriptografi.
Setelah bertahun-tahun, Howells masih yakin dia bisa memulihkan bitcoin miliknya meskipun bagian eksternal hard drive mungkin rusak dan berkarat. Dia yakin platter di dalamnya masih utuh.
"Ada kemungkinan besar piring di dalam drive masih utuh," katanya kepada CNBC. "Pakar pemulihan data kemudian dapat membangun kembali drive atau membaca data langsung dari platter," sambungnya.
Howells mengatakan dia memiliki 7.500 bitcoin, jika mengacu harga hari ini maka nilainya lebih dari US$ 280 juta, atau setara Rp 3,9 triliun (kurs: Rp 14.086).
Dia mengatakan satu-satunya cara untuk mendapatkan kembali akses ke sana adalah melalui hard drive yang dia buang ke tempat sampah delapan tahun lalu.
Tapi dia membutuhkan izin dari dewan lokal untuk mencari tempat pembuangan sampah yang dia yakini berisi perangkat keras yang hilang. TPA tidak terbuka untuk umum dan pelanggaran akan dianggap sebagai tindak pidana.
Baca juga: Tengok Fakta Bitcoin yang Lagi Nyungsep |
Jika dia berhasil mendapatkan hard drive miliknya, Howells berjanji akan menyumbangkan 25% atau sekitar US$ 70,8 juta dari bitcoin miliknya ke Covid Relief Fund. Dia juga berjanji untuk mendanai proyek penggalian dengan dukungan dana lindung nilai yang tidak disebutkan namanya.
Namun, Dewan Kota Newport sejauh ini menolak permintaannya untuk memeriksa TPA dengan alasan masalah lingkungan dan pendanaan. Dan kelihatannya pejabat lokal tidak akan mengalah dalam waktu dekat.
"Sejauh yang saya tahu mereka telah menolak tawaran itu," kata Howells. "Bahkan tanpa mendengar rencana tindakan kami atau tanpa diberi kesempatan untuk mempresentasikan mitigasi kami terhadap kepedulian mereka terhadap lingkungan, itu hanya langsung 'tidak' setiap saat," sambungnya.
Seorang juru bicara dewan tersebut mengatakan kepada CNBC bahwa pihaknya telah dihubungi beberapa kali sejak 2013 untuk mencari perangkat keras yang dikatakan mengandung bitcoin.
"Dewan telah memberitahu Mr Howells dalam beberapa kesempatan bahwa penggalian tidak mungkin dilakukan di bawah izin perizinan kami dan penggalian itu sendiri akan memiliki dampak lingkungan yang besar di daerah sekitarnya," kata juru bicara dewan.
"Biaya menggali TPA, menyimpan dan mengolah limbah bisa mencapai jutaan pound, tanpa jaminan apa pun untuk menemukannya atau masih berfungsi dengan baik," tuturnya.
Tidak sulit membayangkan mengapa Howells ingin menyelamatkan peralatannya. Harga Bitcoin telah meroket dalam beberapa bulan terakhir, mencapai level tertinggi sepanjang masa mendekati US$ 42.000 minggu lalu sebelum turun tajam.
(toy/zlf)