Pangeran Arab Investasi Rp 840 Miliar di Perusahaan 'Ikan Tiruan'

Pangeran Arab Investasi Rp 840 Miliar di Perusahaan 'Ikan Tiruan'

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Senin, 25 Jan 2021 09:25 WIB
Pekerja menjemur ikan teri atau bilis (Engraulidae) kualitas ekspor di kawasan sentral produksi ikan kering Lhokseumawe, Aceh, Kamis (30/1/2020). Dalam kondisi cuaca normal produksi ikan teri untuk kebutuhan pasar nasional Sumatera,  Jawa dan pasar ekspor Malaysia tembus 8-9 ton perhari dengan harga  Rp110.000 hingga Rp130.000 per kg. ANTARA FOTO/Rahmad/pd.
Foto: ANTARA FOTO/Rahmad
Jakarta -

Salah satu pangeran dari Kerajaan Saudi Pangeran Khaled bin Alwaleed bin Talal Al Saud mengungkapkan pandemi COVID-19 yang terjadi tak akan menghambat dirinya untuk berinvestasi di green energy dan clean technology.

Pangeran Khaled yang merupakan seorang vegan menyampaikan saat ini kesadaran masyarakat tentang manfaat dan alternatif pangan mulai meningkat.

"Orang saat ini menginginkan alternatif pangan yang lebih baik dan aman," jelas dia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari entrepreneur.com, Senin (25/1/2021), Khaled melalui KWB Ventures mendanai sebuah perusahaan yang berbasis di San Diego, BlueNalu sebesar US$ 60 juta atau setara Rp 840 miliar.

Perusahaan ini menyebutkan investasi dari KWB Ventures tersebut untuk membuka tempat produksi seluas 40.000 kaki dan menyelesaikan pengajuan izin di badan administrasi makanan dan obat AS serta melakukan pengujian pasar di perusahaan makanan di seluruh AS.

ADVERTISEMENT

Khaled mengungkapkan BlueNalu memiliki visi dan misi perusahaan yang fokus pada ketahanan pangan dunia yang berkelanjutan.

Menurut dia produksi pangan yang berbasis teknologi dan penelitian saat ini bisa mengurangi kekhawatiran makanan yang sarat bahan kimia sampai mikroplastik.

BlueNalu merupakan perusahaan yang memproduksi produk makanan laut tiruan yang berasal dari sel ikan. Dari laman resmi bluenalu.com meskipun tiruan, rasa dan nutrisi yang dihasilkan sama dengan ikan pada umumnya.

Dikutip dari arabianbussines.com sebelumnya Dewan penelitian Teknologi di Abu Dhabi mencari solusi teknologi pangan berbentuk ayam dan ikan fillet.

"Perusahaan tempat kami berinvestasi, solusi nabati dan berbasil sel yang mampu menghasilkan alternatif makanan yang bersih dan berkelanjutan," jelas dia.

Khaled memproyeksikan teknologi pangan di Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) akan berkembang pesat. Apalagi saat ini pemerintah mulai menyasar bioteknologi dan agtech seperti pertanian vertikal untuk menyelesaikan masalah pangan yang kerap terjadi.

Menurut Khaled alternatif pangan berbasis teknologi ini juga turut membantu penanganan krisis iklim yang menjadi isu besar saat ini.

Sebelumnya Khaled telah berinvestasi di sejumlah perusahaan rintisan yang bergerak di bidang pertanian, perusahaan rintisan makanan yang berasal dari tumbuhan dan perusahaan yang bergerak di bidang rantai pasok makanan.

Khaled menyampaikan sebuah film dokumenter seperti Cowspiracy dan What The Health membongkar dampak kesehatan pada hewan dan pengaruhnya kepada manusia dan lingkungan.

(kil/zlf)

Hide Ads