Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat total ekspor perikanan Indonesia mencapai US$ 5,2 miliar atau setara dengan Rp 72,8 triliun (kurs Rp 14.000/US$) sepanjang 2020. Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono mengatakan dari nilai ekspor US$ 5,2 miliar itu, US$ 4,84 miliarnya merupakan ekspor ikan konsumsi. Secara volume, ekspor mencapai 1,26 juta ton.
"Ikan konsumsi dan total volume ekspor 1,26 juta ton, di mana 1,06 juta ton merupakan ikan konsumsi," kata Trenggono dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, Jakarta Pusat, Rabu (27/1/2021).
Trenggono menyebut ekspor perikanan itu sebagian besar dikirim ke 5 pasar utama produk perikanan. Negara tujuan ekspor itu yakni ke China, ASEAN, Amerika Serikat (AS), Jepang, dan Uni Eropa (UE).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nilai (ekspor) tertinggi adalah ke negara AS, kemudian diikuti China, ASEAN, Jepang, dan Uni Eropa," sebut Trenggono.
Secara volume, komoditas utama ekspor didominasi oleh komoditas udang, tuna, cakalang, rumput laut, cumi, sotong, gurita, dan layur.
"Sedangkan secara nilai adalah udang, tuna, cakalang, cumi, sotong, gurita, rajungan, dan kepiting. Ini akan menjadi produk unggulan yang akan menjadi prioritas di 2021," ungkap Trenggono.
Sementara itu, untuk produksi perikanan pada tahun 2020 mencapai 23,16 juta ton. Produksi itu tercatat menurun sebesar 2,94% dibanding 2019.
Penurunan produksi terjadi pada perikanan budidaya yang terkikis 5,34%. Hal ini sebagai dampak dari pandemi COVID-19 yang menghambat penyediaan input sarana produksi. Sedangkan produksi perikanan tangkap meningkat 2,26%.
"Serapan ikan pasar domestik tahun 2020 diperkirakan mencapai 13 juta ton, sehingga konsumsi ikan menjadi 56,39 kilogram per kapita per tahun," pungkas Trenggono.
(aid/hns)