Permadi Arya atau Abu Janda dikenal sebagai pegiat media sosial bahkan sebagai buzzer selama masa kampanye pemilihan presiden lalu. Namun, tak banyak yang tahu, Abu Janda sempat bekerja sebagai karyawan di berbagai perusahaan.
Sebagai informasi, Abu Janda menamatkan jenjang pendidikan Diploma Ilmu Komputer dari Informatics IT School Singapura, April 1997 lalu. Kemudian, lulus sebagai Sarjana Business & Finance dari University of Wolverhampton Inggris, 1999.
Ia juga pernah bekerja sebagai karyawan di berbagai perusahaan mulai dari perusahaan sekuritas, bank swasta, hingga perusahaan tambang batu bara dari tahun 1999-2015.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tepat sebelum memutuskan keluar dari status karyawan, ia sempat bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan Jepang di Jakarta.
"Aku seperti laki-laki pada umumnya lah punya kerjaan. Aku terakhir kali 2016 itu, kan aku bilang, aku mulai jadi Abu Janda itu 2015, sampai 2016 aku masih di perusahaan Jepang, serius. Perusahaan jepang di Jakarta," ungkap Abu Janda kepada tim Blak-blakan detikcom, Jumat (29/1/2021).
Namun, akhirnya melepas pekerjaannya dan membesarkan nama Abu Janda di medsos dengan tagline 'Melawan Teror dengan Humor' dan jadi buzzer.
"Jadi waktu itu aku sudah mulai ada nama terus apa namanya akhirnya ada orang kantorku yang tau itu, dia lapor ke bos ku yang orang Jepang, gue dipanggil, orang Jepang kan nggak ngerti, Islam itu ada moderat, ada radikal, dia nggak ngerti, dipikirnya gue ini Islam radikal, kamu pilih kerjaan ini atau itu. Dan waktu itu entah kenapa aku bilang ya udah aku pilih Abu Janda, aku resign," paparnya.
"Itu 2016 akhir, jadi aku full time dari 2017 jadi Abu Janda," tambahnya.
Setelah itu, pada 2018, tim sukses Jokowi mengajaknya bergabung menjadi influencer atau orang awam kerap menyamakannya dengan buzzer selama kampanye pilpres 2019.
Sebagai Buzzer, Abu Janda mengaku dibayar bulanan dengan nominal besar. Tapi dia tak menyebut berapa besaran rupiah yang diterimanya itu.
"Pokoknya yang bener-bener jackpot itu istilahnya ya di situlah. Sebelum-sebelumnya, (asal) bisa makan syukur," kata Permadi Arya berseloroh.
Selain honor bulanan, selama kampanye dia ikut keliling ke berbagai kota di Tanah Air, bahkan hingga ke luar negeri.
"Iya, saya pernah diminta jadi pembicara dalam kampanye di Hong Kong dan Jepang," ucapnya.
Tapi begitu pilpres selesai, Permadi menegaskan kontrak dia dengan tim sukses Jokowi pun berakhir.
"Tapi terus dipelintir ke mana-mana seolah masih tetap jadi buzzer. Itu nggak bener, kita dah dibubarin," imbuhnya.
(hns/hns)