Krisis opioid itu menjerat McKinsey & Co karena lembaga tersebut dilaporkan berperan menasihati Purdue Pharma, produsen obat opioid yang akhirnya mengakibatkan krisis kesehatan di Negeri Paman Sam itu.
Dilansir dari CNN, Kamis (4/2/2021) opioid adalah obat yang diformulasikan untuk mereplikasi sifat opium yang bisa mengurangi rasa sakit. Opioid adalah bat penghilang rasa sakit seperti morfin, oksikodon, dan hidrokodon yang membutuhkan resep dokter untuk penggunaannya. Tak hanya itu, obat-obatan terlarang seperti heroin dan fentanil yang dibuat secara ilegal juga merupakan opioid.
Obat itu pun diedarkan kepada distributor, dan apotek-apotek di AS. Dikarenakan masyarakat menggunakannya tanpa ada pengawasan ketat, muncul kecanduan yang sangat tinggi. Dilansir dari Reuters, setelahnya itu banyak kasus kematian akibat overdosis opioid sejak tahun 1999 hingga 2008. Pemerintah AS mencatat kecanduan itu telah mengakibatkan 450.000 kematian, hingga akhirnya disebut dengan epidemic opioid, atau opioid crisis (krisis opioid).
Para produsen opioid, distributor, dan apotek di AS pun dikenakan lebih dari 3.200 tuntutan hukum, termasuk Purdue Pharma yang memproduksi opioid dan memberinya merek OxyContin. Para produsen opioid dituduh telah menipu pasar dan distributor dan mengabaikan simbol merah yang menunjukkan bahwa obat tersebut tidak bisa digunakan tanpa pengawasan.
McKinsey & Co dituduh Jaksa Agung Massachusetts Maura Healey telah memberikan nasihat untuk keluarga Sackler, pemilik Purdue Pharma untuk mendongkrak penjualan opioid.
McKinsey dilaporkan telah setuju untuk membayar denda US$ 573 juta tersebut yang dilakukan untuk penyelesaian kasus di 43 negara bagian. Di sisi lain, Jaksa Agung Washington Bob Ferguson mengatakan telah mencapai penyelesaian terpisah dengan sanksi US$ 13 juta atau setara Rp 182 miliar dengan McKinsey di atas perjanjian beberapa negara bagian lain yang juga melaporkan kasus overdosis opioid.
Selain Purdue Pharma, produsen dan distributor obat juga dikenakan tuntutan yang sama, antara lain Cardinal Health Inc, McKesson Corp dan Amerisourcebergen Corp, dan Johnson & Johnson. (vdl/hns)