3 Fakta soal Rencana Luhut Bertemu Tesla Pekan Depan

3 Fakta soal Rencana Luhut Bertemu Tesla Pekan Depan

Soraya Novika - detikFinance
Jumat, 05 Feb 2021 19:30 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan
Foto: KEMENKO MARVES
Jakarta -

Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) bakal bertemu Tesla pekan depan terkait proposal investasi pengembangan mobil listrik di Indonesia. Berikut 3 fakta dibalik rencana pertemuan itu:

1. Proposal Tesla baru sampai ke Meja Luhut Kemarin Pagi

Rencana investasi mobil listrik Tesla di tanah air makin terang. Kabar terakhir proposal investasi Tesla sudah sampai di meja Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi(Kemenko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan kemarin pagi. Pekan depan, kedua belah pihak rencananya bakal bertemu untuk membahas proposal rencana investasi tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Proposal sudah diterima kemarin pagi, kita sedang pelajari secara internal, next week kita akan bertemu mereka untuk mendapatkan penjelasan secara resmi secara langsung terkait proposal yang mereka ajukan," ujar Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (5/2/2021).

Pertemuan itu akan diselenggarakan secara virtual mengikutsertakan pihak terkait lainnya.

ADVERTISEMENT

"Jadi mungkin nanti minggu depan kita akan diskusi langsung dengan mereka nanti akan melibatkan Antam, Inalum, juga terus kemudian ya nanti kita lihatlah dari sana seperti apa," sambungnya.

Akan tetapi, Septian enggan merinci lebih mendalam terkait apa-apa saja isi pertemuan itu nanti.

"Saya tidak bisa membuka detailnya, karena dari sisi mereka sangat sensitif, artinya mereka tidak mau dibuka terlebih dahulu kepada publik, karena terkait mungkin mereka adalah perusahaan publik, mereka sangat strict sekali terkait hal-hal itu," katanya.

2. Pemerintah Hanya Mau Terima Kerja Sama Kalau Tesla Bangun Pabrik di RI

Demikian pula dengan rencana apa ke depan yang akan dilakukan Tesla di Indonesia apakah sekadar mengambil bahan baku dari Indonesia atau serius mau membangun pabrik mobil listrik di sini. Namun, menurut Septian, bila Tesla hanya sekadar mengambil bahan baku saja, tentu pemerintah tak tertarik sama sekali dengan tawaran investasi tersebut.

"Yang jelas gini, kalau mereka hanya mengambil bahan bakunya kita tidak tertarik, jadi kira-kira mungkin itulah," tambahnya.

Untuk diketahui, rencana investasi Tesla di Indonesia telah diwacanakan sejak Desember 2020. Berawal dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berdialog langsung melalui telepon dengan CEO Tesla Elon Musk pada Jumat 11 Desember 2020. Dalam pembicaraan itu, Jokowi didampingi Luhut.

Jokowi mengundang Elon Musk untuk berinvestasi di Indonesia. Dia mengajak Tesla berinvestasi di bidang mobil listrik, bahkan menawarkan Indonesia sebagai lokasi bantalan peluncuran (launching pad) Space X.

Elon Musk pun menanggapi undangan Jokowi itu. Elon Musk waktu itu berencana mengirimkan timnya ke Indonesia untuk menjajaki semua peluang kerja sama tersebut.

Tim Tesla sempat direncanakan ke Indonesia awal Januari lalu, kemudian diundur pada Februari 2021.

Namun, untuk kedua kalinya rencana itu batal alias ditunda sampai waktu yang belum pasti karena pembatasan kedatangan WNA terus diperpanjang demi meminimalisir penyebaran virus Corona.

3. Bahas Kerja Sama Bangun Power Bank Raksasa di RI

Hal lain yang kemungkinan akan dibahas dengan Tesla pekan depan adalah terkait rencana produksi sistem penyimpanan energi atau Energy Storage System(ESS) di Indonesia. Tesla kemungkinan akan berinvestasi di bidang produksi ESS tersebut.

ESS ini seperti 'power bank' dengan giga baterai skala besar yang bisa menyimpan tenaga listrik besar hingga puluhan bahkan ratusan mega watt untuk stabilisator atau untuk pengganti sebagai pembangkit peaker (penopang beban puncak).

"Satu lagi kerja sama di bidang ESS ya, Energy Storage System ya, jadi ESS ini sebenarnya mirip kayak baterai kayak power bank gitu, tapi ini powerbank nya ekstra besar, kapasitasnya bisa puluhan mega watt. Kalau powerbank kita kan paling 20.000 Watt, kalau ini bisa puluhan megawatt bahkan sampai 100 megawatt mereka bisa gitu," timpalnya.

Tesla tertarik mengembangkan ESS di Indonesia sebab sebagai negara kepulauan, Indonesia punya potensi yang sangat besar.

"Mereka sebenarnya dari sisi permintaan ya dari negara-negara lain itu sudah sangat tinggi jadi istilahnya mereka bilang memang supply nya dari sisi mereka pun dari ESS ini nggak banyak tapi mereka pengen kerja sama dengan Indonesia karena mereka melihat Indonesia yang negara kepulauan memiliki potensi banyak renewable energy ini mereka bisa mengkombinasikan teknologi ESS mereka ini untuk di Indonesia dan memberikan manfaat yang maksimal," katanya.



Simak Video "Video: FBI Diterjunkan untuk Selidiki Kasus Serangan ke Tesla"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads