Sebab Musabab Harga Emas Antam Kian Jauh Tinggalkan Rp 1 Juta/Gram

Terpopuler Sepekan

Sebab Musabab Harga Emas Antam Kian Jauh Tinggalkan Rp 1 Juta/Gram

Soraya Novika - detikFinance
Sabtu, 06 Feb 2021 13:45 WIB
Logam mulia atau emas batangan milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) hari ini dijual Rp 702.000/gram. Harga ini terbesar dalam sejarahnya.
Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Harga emas batangan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk perlahan mulai kembali ke posisi sebelum pandemi COVID-19. Penyebabnya tidak lain dipengaruhi oleh penurunan harga emas dunia.

Mengutip CNBC Indonesia, Kamis (4/2/2021), dari data situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, emas satuan 1 gram turun Rp 7.000/gram atau 0,73% ke Rp 947.000/batang.

Emas satuan 1 gram ini makin jauh dari Rp 1 juta yang terakhir kali disentuh pada 9 November 2020 lalu. Sementara harga emas Antam satuan 100 gram yang biasa menjadi satuan dijual Rp 88.912.000/batang atau Rp 889.120/gram, turun 0,78%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Harga emas dunia merosot 1,23% ke 1.837,35/troy ounce pada perdagangan kemarin akibat indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang kembali menguat. Emas dibanderol dengan dolar AS, saat The Greenback menguat maka harga emas akan menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Maka dari itu permintaan berisiko menurun.

Selain itu, kondisi pasar saat ini tengah diwarnai dengan adanya aksi spekulasi baik di saham-saham teknologi AS maupun aset lain seperti cryptocurrency. Sebagai aset yang tak memberi imbal hasil tentu saja emas menjadi kurang dilirik karena ada aset lain yang lebih menarik dan memberikan cuan tebal.

ADVERTISEMENT

Meski begitu masih ada stimulus fiskal yang bisa jadi salah satu bahan bakar utama emas untuk menguat, selain juga stimulus moneter. Hal ini juga bisa menaikkan harga emas Antam di dalam negeri.

Namun, kini nilai stimulus US$ 1,9 miliar tersebut mulai diragukan oleh pasar, yang membuat harga emas dunia termasuk harga emas Antam kehabisan tenaga. Sebab, perekonomian AS di tahun ini diprediksi akan menunjukkan pemulihan setelah vaksinasi massal dimulai.

Banyak pihak pun menganggap nilai stimulus tersebut terlalu besar, dikhawatirkan akan memicu kenaikan inflasi, tentunya akan berdampak buruk bagi perekonomian. Daya beli masyarakat justru akan menurun.

Lihat juga Video: Duduk Perkara Budi Said Gugat Antam

[Gambas:Video 20detik]



(eds/eds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads