Buwas Ungkap Lingkaran Setan di Bisnis Kedelai, Siapa?

Buwas Ungkap Lingkaran Setan di Bisnis Kedelai, Siapa?

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Minggu, 07 Feb 2021 13:06 WIB
Para perajin tahu dan tempe yang tergabung dalam Gabungan Koperasi Tahu dan Tempe Indonesia (Gakoptindo) mendapatkan jatah impor kedelai sebesar 125.000 ton di 2013. Jumlah ini jauh lebih besar dari perhitungan awal yang hanya diberikan 20.000 ton. (Foto: Rachman Haryanto/detikFoto)
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau biasa Buwas mengungkap penyebab kenaikan harga kedelai yang beberapa waktu lalu dirasakan para perajin tempe dan kedelai. Buwas mengungkap, salah satu faktor penyebab kenaikan kedelai salah satunya ialah 'lingkaran setan' yakni kartel-kartel importir kedelai.

"Kalau kita bicara bagaimana masalah jagung atau kedelai? Ya itu akar masalahnya, ada lingkaran setan yang sulit kita basmi kecuali bersama-sama," ungkap Buwas dalam teleconference, Rabu lalu (3/2/2021).

Lingkaran setan itu berwujud distribusi kedelai yang berlapis-lapis, sehingga ongkos pengiriman kedelai tinggi, dan akhirnya masyarakat dibebani dengan harga yang mahal. Terutama untuk produk tahu dan tempe yang selalu menjadi makanan sehari-hari rakyat Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kenapa bisa mahal? Teman-teman bisa lihat, akar masalahnya karena kartel terlalu banyak, birokrasi terlalu panjang. Satu ke satu semua pakai biaya yang kita istilahkan ini satu wujud korupsi sebenarnya. Tapi hasil atau beban korupsi dibebankan ke masyarakat/konsumen," kata Buwas.

Di sisi lain, sebenarnya Bulog punya tugas menjaga ketersediaan dan stabilisasi harga kedelai. Tugas itu tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 48 Tahun 2016 tentang Penugasan Kepada Perum BULOG Dalam Rangka Ketahanan Pangan Nasional. Sayangnya, Buwas mengaku saat ini tugas itu tak bisa dijalankan, termasuk juga impor kedelai.

ADVERTISEMENT

Buwas mengatakan, para perajin tahu dan tempe seringkali menanyakan Bulog yang tak pernah mengimpor kedelai.

"Kalau secara regulasi harusnya Bulog yang punya kewenangan, padi, jagung, kedelai. Bahkan asosiasi perajin tahu dan tempe sudah ketemu saya berkali-kali. Pak Dirut kenapa tidak impor kedelai sehingga kita ini betul-betul dinaungi dan terjamin untuk produksi tahu dan tempe di seluruh Indonesia? Saya bilang maunya juga gitu, persoalannya saya tidak bisa impor kecuali ada penugasan. Nah mereka baru tahu itu bahwa Bulog tidak bisa otomatis impor, meski secara regulasi beras, jagung, kedelai itu kewenangan Bulog," papar dia.

detikcom tengah berusaha mencari informasi ke sejumlah pelaku usaha untuk mengonfirmasi lingkaran setan yang dimaksud Buwas. Namun hingga berita ini diturunkan belum ada yang memberikan keterangan.

Saksikan juga video 'Harga Kedelai Naik, Perajin Tahu di Bogor Menjerit':

[Gambas:Video 20detik]



(acd/zlf)

Hide Ads