Pendiri Huawei Technologies Ren Zhengfei tampil pertama kali di media sejak Maret tahun lalu. Dirinya berbicara mengenai sanksi dari pemerintah Amerika Serikat (AS) terhadap perusahaannya.
Dia mengatakan bahwa akan sangat sulit bagi Negara Adidaya tersebut mengakhiri sanksi yang telah melumpuhkan bisnis teleponnya. Tetapi dia berharap pemerintahan baru AS memiliki kebijakan terbuka.
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden diharapkannya akan mempertimbangkan kepentingan bisnis ketika menyusun kebijakan.
"Kami berharap pemerintahan baru akan memiliki kebijakan terbuka untuk kepentingan perusahaan Amerika dan juga perkembangan ekonomi AS," katanya melansir Reuters, Kamis (11/2/2021).
Semasa pemerintahan Donald Trump, Huawei dimasukkan ke daftar hitam perdagangan AS, tepatnya pada Mei 2019 dengan alasan masalah keamanan nasional. Huawei berulang kali membantah hal itu menimbulkan risiko.
Sejak saat itu, pemerintah AS secara efektif melarang perusahaan yang berbasis di negaranya untuk menjual teknologi esensial Huawei, dan Agustus lalu larangan itu diperluas ke perusahaan asing, mencakup pemasok utama seperti Taiwan Semiconductor Manufacturing Co Ltd (TSMC) yang secara efektif memutus akses Huawei ke pasokan chip.
Baca juga: Pendiri Huawei: Politisi AS Ingin Bunuh Kami |
Tonton juga Video: Biden Segera Dilantik, Ada Harapan Ekstradisi Meng Wanzhou Dibatalkan