Pandemi Corona, Angpao di Daerah ini Diganti Cek dan Permen

Pandemi Corona, Angpao di Daerah ini Diganti Cek dan Permen

Anisa Indraini - detikFinance
Jumat, 12 Feb 2021 17:54 WIB
Happy chinese new year. asian woman showing angpao in the office smile happily.
Foto: Getty Images/iStockphoto/undefined undefined
Jakarta -

Tahun baru Imlek biasanya identik dengan pemberian angpao berwarna merah berisi uang tunai. Di masa pandemi Corona (COVID-19) ini, kebiasaan itu sedikit berubah di mana uang tunai diganti dengan cek.

Dilansir dari LA Times, Jumat (12/2/2021), hal itu dilakukan oleh masyarakat yang merayakan Imlek di Amerika Serikat. Salah satunya Sam Lin. Saat memasuki Supermarket, dia mencari tiga lusin amplop berwarna merah yang ukurannya sesuai dengan cek, bukan uang tunai.

Biasanya, Lin pergi ke credit union beberapa minggu sebelum liburan untuk memesan uang tunai sebesar US$ 900-1.000 atau setara Rp 12,5-13,9 juta (kurs Rp 13.970/US$) untuk anak-anak dan orang tua yang ada di keluarga besarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tetapi untuk menghindari penyebaran virus COVID-19 dari uang kertas, Lin adalah salah satu dari banyaknya orang Asia-Amerika yang meninggalkan uang tunai untuk merayakan tahun baru Imlek. Banyak yang tidak bisa berkumpul bersama keluarga besarnya untuk menikmati hidangan mewah seperti pangsit, kue ketan, ikan, lumpia, atau mie panjang umur.

Tahun ini, amplop merah, yang sering kali dihiasi dengan ucapan selamat tahun baru Imlek dalam karakter China mungkin akan berisi cek atau permen, bukan uang tunai. Beberapa orang mengirim uang atau angpau itu melalui layanan online untuk menghindari kontak sesama manusia.

ADVERTISEMENT

Anggota keluarga yang menerima amplop merah umumnya mereka yang perlu diperhatikan atau diucapkan terima kasih termasuk anak, orang tua, dan kakek nenek. Beberapa orang Amerika keturunan Asia juga memberikan amplop merah kepada tetangga, pembawa surat, dan mekanik.

"Saya pikir kita semua harus memikirkan ide-ide di musim ini," kata Lin, seorang Pengusaha Monterey Park berusia akhir 50-an yang lahir di Taiwan.

Di Irvine, Kat Nguyen-De Angelis sangat berhati-hati mengenai virus COVID-19. Selain suami dan putranya yang berusia 4 tahun, tidak ada orang lain yang menginjakkan kaki di rumahnya sejak pandemi dimulai.

"Tentu saja, anak-anak lebih suka melihat dan menghitung uang sungguhan. Itu justru puncaknya. Tapi bagaimana dengan semua kuman?" kata Nguyen-De Angelis, seorang konsultan hubungan masyarakat yang berkebangsaan Vietnam-Amerika.

Solusinya dia menyelipkan permen berbentuk ikan yang dia masukkan ke dalam amplop merah dan emas berkilau, bersama dengan penggaruk punggung (lotto) untuk orang dewasa. Dia akan menyerahkan beberapa amplop secara langsung dan mengirimkannya kepada orang lain.

Kolega Imada, Flora Zhao, telah mengirimkan amplop merah digital kepada lebih dari 20 orang di California, China, Massachusetts, dan New York, untuk menghindari jeda waktu pengiriman secara fisik.

"Karena mereka langsung menerimanya, Anda tidak perlu khawatir akan terlambat," kata Zhao, Wakil Presiden Mitra Klien, yang berkebangsaan Cina-Amerika.

Seorang siswa sekolah menengah dari Alhambra, Stevie Dai berharap setidaknya dapat US$ 250 atau setara Rp 3,4 juta dari temannya di Singapura, yang mengatakan bahwa mereka akan mengirimkan amplop secara elektronik.

"Lebih aman ya, karena memang benar Anda bisa tertular COVID dari uang lama atau baru, sama seperti Anda bisa tertular dari anggota keluarga mana pun," kata Dai.

The District, sebuah pusat perbelanjaan di Tustin biasanya menawarkan uang dolar dalam amplop yang didekorasi secara unik untuk tahun baru Imlek. Perayaan biasa di mal, lengkap dengan barongsai, telah dibatalkan untuk menghindari menarik banyak orang. Tahun ini, kebiasaan itu diganti dengan kartu hadiah dari toko mal jika konsumen membelanjakan US$ 100 atau lebih.

"Kami mencoba memikirkan cara agar tradisi tetap hidup sambil tetap menjaga jarak sosial," kata Shannon Campbell, direktur pemasaran untuk The District.




(aid/zlf)

Hide Ads