Ssst... Nih Rahasia Orang Tionghoa Saat Wariskan Bisnis ke Anak-Cucu

Ssst... Nih Rahasia Orang Tionghoa Saat Wariskan Bisnis ke Anak-Cucu

Vadhia Lidyana - detikFinance
Rabu, 17 Feb 2021 10:03 WIB
Jakarta -

Pengusaha yang berasal dari etnis Tionghoa terkenal dengan bisnis turun-temurun dari keluarga. Biasanya, bisnis yang dibangun oleh nenek moyang masih terus dijalankan oleh para keturunannya.

Nah, bagaimana sih caranya menurunkan bisnis ke keluarga sehingga bisa bertahan selama bertahun-tahun? Coach bisnis asal keturunan Tionghoa sekaligus Co-owner Gratyo Hendra Hilman mengungkapkan, cara pertama ialah mengajak anak untuk melihat orang tua menjalankan bisnisnya.

"Ada successor plan. Ada planning untuk generasi penerus. Jadi orang tua kita sudah melihat. Misalnya kan anak-anak belum tentu semua punya passion untuk meneruskan bisnis anaknya. Nah biasanya si ayahnya ini, semua anaknya dicemplungin dulu, suruh melihat dulu apa yang ayahnya lakukan. Diajak ke pabrik misalnya, oh begini. Pokoknya si anak lihat," kata Hendra dalam live d'Mentor episode Curi Rahasia Sukses Bisnis Orang Tionghoa, Selasa (16/2/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hendra mengatakan, biasanya tak semua anak dalam 1 keluarga berminat meneruskan bisnis orang tua. Namun, kemungkinan besar dari beberapa anaknya ada yang berminat karena sudah pernah melihat cara kerja orang tuanya.

"Menjelang dewasa, ayahnya bisa lihat. Dari semua anaknya, yang mana yang paling punya passion atau keinginan dan orang yang tepat untuk bisa jadi penerus. Jadi sudah disiapkan," terang Hendra.

ADVERTISEMENT

Apabila ada anak yang tak berminat dengan bisnis utama orang tuanya, tak sedikit yang membuat unit bisnis lain yang sesuai dengan passion sang anak.

"Ada juga beberapa yang ayahnya sudah persiapkan bukan hanya bisnis utama, tapi unit bisnis yang lain untuk ayah ini teruskan ke sana. Jadi pengembangan sayap bisnis utama," papar dia.

Namun, menurut Hendra kini semakin banyak orang tua keturunan Tionghoa yang tak memaksakan anaknya untuk meneruskan bisnis keluarga.

Lanjut ke halaman berikutnya

"Biasanya tergantung orang tuanya. Ada beberapa yang open minded, terbuka, jadi nggak memaksakan anaknya untuk mengikuti. Pengusaha bakmi, anaknya bakmi, nggak semua begitu. Ada beberapa yang belum terbuka, ada beberapa yang sudah terbuka. Oh iya, anak itu punya passion sendiri. Dia bisa melakukan bisnis yang dia suka. Jadi ya memang sudah mulai bergeser," tutur Hendra.

Kembali lagi ke cara kedua, jika ada anak yang passion-nya berbeda, maka orang tua bisa membuat jaringan bisnis lain yang menyesuaikan kemampuan sang anak.

"Artinya anak itu tidak harus jadi penerus apa yang ayahnya lakukan. Tapi tadi, ayahnya bisa bikin unit bisnis baru yang anak itu punya passion di sana, jadi anaknya yang mengembangkan," tandas Hendra.


Hide Ads