Sejumlah wilayah di Indonesia sedang ditimpa banjir karena curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir. Hal itu tentu membuat pengeluaran bertambah.
Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho mengatakan pengeluaran yang kemungkinan bertambah selama musim banjir adalah untuk kebutuhan makanan dan pakaian.
"Makan sudah pasti, ini makan yang memang kebutuhan pokok kita ya bukan yang bersifat jajan-jajan. Terus kebutuhan seperti pakaian, itu kemungkinan jadi meningkat karena ya mungkin yang kita sudah punya nggak bisa dipakai, jadi mau nggak mau kita harus mengusahakan sendiri," kata Andy kepada detikcom, Minggu (21/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belum lagi jika selama banjir ada barang-barang elektronik hingga kendaraan yang terendam dan rusak, otomatis ada pengeluaran tambahan untuk biaya service bahkan beli baru.
"Biaya reparasi motor atau mobil karena kerendam banjir dan penggantian atau membeli lagi barang-barang yang mungkin rusak gara-gara kena banjir, TV, kulkas, barang-barang perabotan cukup banyak," ucapnya.
Mengingat bertambahnya pengeluaran itu selama banjir, Andy menyarankan agar setop pengeluaran yang tidak diperlukan seperti jajan hingga membeli kebutuhan yang tidak mendesak.
"Jajan atau barang yang belum terlalu diperlukan itu sebaiknya direm dulu karena kita prioritasnya kita simpan dulu sebagai dana darurat, untuk misalnya berjaga-jaga kalau terjadi apa-apa di musim banjir ini," imbuhnya.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Perencana Keuangan Eko Endarto. Di musim banjir ini disarankan agar sediakan dana darurat untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan.
Eko menambahkan kemungkinan pengeluaran yang bengkak selama musim banjir adalah biaya untuk kesehatan.
"Beberapa prioritas yang harus disiapkan adalah biaya perawatan kesehatan seperti vitamin dan obat penunjang lainnya karena saat banjir biasanya potensi penyakit juga tinggi," tuturnya.
(aid/dna)