Program vaksinasi Corona telah bergulir sejak awal tahun di Indonesia. Setelah sebelumnya prioritas vaksin diberikan untuk tenaga kesehatan, sejak seminggu ini vaksin juga diberikan kepada pekerja pelayanan publik.
Vaksinasi juga disebut-sebut sebagai salah satu jurus untuk mendongkrak pemulihan ekonomi setelah anjlok karena dampak virus Corona. Lalu, hingga kini seberapa besar dampak dari vaksinasi terhadap pemulihan ekonomi nasional?
Peneliti ekonomi Indet Bhima Yudhistira mengatakan untuk saat ini dampak vaksinasi masih sebatas euforia sentimen positif di pasar modal saja. Sementara di sektor riil ekonomi belum banyak dampaknya, khususnya untuk meningkatkan kepercayaan publik dalam berbelanja dan menggerakkan perekonomian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dampak dari vaksinasi masih sebatas euforia sentimen positif di bursa saham, sementara di sektor riil vaksinasi belum mampu membuat kepercayaan masyarakat untuk berbelanja di luar rumah naik," kata Bhima kepada detikcom, Minggu (21/2/2021).
Bhima memaparkan hingga kini mobilitas masyarakat ke pusat perbelanjaan masih negatif minus 23%, sementara mobilitas ke perkantoran turun minus 31% dari baseline per 16 Februari 2021.
Di sisi lain, pembatasan sosial pun masih dilakukan pemerintah yang artinya vaksin tidak langsung menggerakkan ekonomi ke arah normal. "Pemerintah juga masih lakukan PPKM yang artinya adanya vaksin tidak langsung mendorong orang beraktivitas secara normal," kata Bhima.
Sementara menurut ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai vaksinasi memberikan optimisme bagi ekonomi Indonesia, meskipun saat ini dampak secara langsung memang belum terasa.
Salah satu dampak optimisme itu adalah beberapa dana asing mulai tertarik, bahkan beberapa sudah masuk ke pasar keuangan.
"Dampak ke ekonomi ini ada optimisme, cuma belum kelihatan dampak langsungnya. Misalnya, dana asing masuk ke pasar keuangan kita, memang datanya masih progresif terus berkembang belum firm, cuman ketertarikan itu makin banyak," ujar Josua saat dihubungi detikcom.
Josua menilai seluruh indikator ekonomi riil memang saat ini masih belum kembali ke level normal seperti sebelum adanya pandemi. Mulai dari data inflasi yang rendah hingga indeks kepercayaan konsumen. Meski begitu dengan berjalannya program vaksinasi semua indikator itu akan mulai tumbuh positif.
"Cuma dengan adanya vaksin ini terlihat akan makin membaik ya pertumbuhannya, meski masih ada potensi minus, cuma ini trennya akan makin baik ke depan. Tinggal bagaimana progress distribusi vaksin berjalan dengan lancar dan cepat saja," kata Josua.
Josua memprediksi kemungkinan dampak vaksinasi ke pemulihan ekonomi akan terasa di kuartal II tahun ini. Syaratnya cuma satu, distribusi vaksin bisa dilakukan dengan baik.
"Saya sih prediksi kemungkinan di kuartal II ini dampaknya ke pertumbuhan ini secara signifikan dan akan positif. Yang penting tadi distribusi bisa lancar, tepat, dan cepat," kata Josua.
(hal/dna)