Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi kuartal I bisa berada di level positif. Namun kondisi ini diprediksi akan sulit dicapai.
Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengungkapkan dengan adanya pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro maka perekonomian masih akan negatif pada kuartal I tahun ini.
"Menurut saya masih negatif, sebab masih ada pandemi dan PPKM mikro. Ekonomi terbatas dan konsumsi belum normal maka sangat sulit kita harapkan bisa tumbuh positif," kata dia dalam diskusi FMB, Rabu (24/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sulitnya pertumbuhan ekonomi yang positif juga karena realisasi pertumbuhan ekonomi periode yang sama tahun lalu sekitar 2-3%. Kala itu belum terdampak parah pandemi, sehingga untuk mengejar angka tersebut akan sangat sulit.
Menurut Piter upaya pemerintah harus menanggulangi pandemi lebih dulu baru kemudian ketahanan masyarakat dan dunia usaha. Jika hal ini dilakukan maka pemulihan ekonomi bisa terealisasi.
Piter menambahkan pemerintah seperti intervensi melalui APBN dan dana PEN ini merupakan langkah yang baik. Sehingga naiknya rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) akibat defisit anggaran yang melebar bukan isu mengagetkan.
Dia menyebut akan bahaya jika pemerintah tidak intervensi APBN, menahan defisit agar tidak melebar dan tidak melakukan apa-apa. "Dampaknya pertumbuhan ekonomi bisa lebih dalam lagi," jelas dia.
Pemerintah harus memiliki keberanian dalam mengambil keputusan dengan risiko besar. Lalu harus ada perbaikan birokrasi.
"Padahal mereka yang mengambil keputusan ini ada risiko besar. Jadi harusnya mereka bisa diberikan perlindungan," ujarnya.
Pemerintah juga harus melakukan perbaikan data. Jika data diperbaiki maka lebih mudah mengimplementasikan berbagai program untuk mengatasi pandemi.
(kil/zlf)