India berhasil keluar dari jurang resesi setelah mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif pada kuartal akhir 2020. Pemulihan diperkirakan akan meningkat seiring tumbuhnya permintaan konsumen dan investasi.
Data yang dirilis oleh Kantor Statistik Nasional pada hari Jumat menunjukkan produk domestik bruto (PDB) India tumbuh 0,4% pada Oktober-Desember dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada April-Juni, India mengalami kontraksi, minus 24,4% dan menjadi minus 7,3% pada Juli-September.
"Kami memperkirakan ekonomi akan mencapai tingkat output pra-pandemi pada akhir tahun kalender 2021," kata ekonom senior di HDFC Bank Sakshi Gupta, melansir Reuters, Jumat (26/2/2021)
Sektor ritel, maskapai penerbangan, dan perhotelan masih belum pulih dari dampak pandemi virus Corona (COVID-19). Setidaknya pertumbuhan tahunan 3,9% di sektor pertanian dan 1,6% di bidang manufaktur selama tiga bulan hingga Desember meningkatkan harapan pemulihan dini, apalagi pemerintah Negeri Bollywood itu mengumumkan rencana untuk mendistribusikan vaksin COVID-19 kepada 1,4 miliar warganya.
Pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi awal bulan ini meluncurkan rencana untuk mendanai program vaksinasi besar-besaran, sambil menguraikan segudang insentif pajak untuk menggeliatkan manufaktur.
Reserve Bank of India (RBI) yang telah memangkas suku bunga repo dengan total 115 basis poin sejak Maret 2020 untuk meredam guncangan ekonomi dari pandemi, telah memproyeksikan pertumbuhan sebesar 10,5% pada tahun fiskal yang dimulai pada bulan April.
Bank sentral mempertahankan tingkat repo tidak berubah di 4% awal bulan ini, mengatakan prospek pertumbuhan telah membaik dan inflasi diperkirakan akan tetap dalam kisaran yang ditargetkan RBI selama beberapa kuartal berikutnya. Namun beberapa analis memperingatkan bahwa kenaikan harga minyak mentah baru-baru ini dan lonjakan kasus COVID-19 di beberapa bagian negara dapat menimbulkan risiko bagi pemulihan yang masih prematur.
Baca juga: India Lebih Galak pada WhatsApp Cs |