Pengusaha Indonesia yang berbisnis di Myanmar ikut terdampak kudeta militer. Hal itu dialami oleh Kiwi Aliwarga yang mempunyai 'kerajaan' bisnis perdagangan di Myanmar yang diberi nama UMG Myanmar.
Kiwi mengaku bisnisnya di Myanmar saat ini sedang chaos terimbas konflik domestik di sana.
"Chaos...chaos. Kondisi chaos karena civil service ditekan untuk tidak kerja dulu," ujar Kiwi dalam acara Diaspora MasterClass bertajuk 'Entrepreneurship Essentials' yang diselenggarakan Indonesia Diaspora Network (IDN) Global secara virtual, Sabtu (27/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi ini diperkirakan berlangsung hingga tiga pekan ke depan. Bisnisnya juga diprediksi terdampak karena aktivitas perdagangan terganggu.
"2-3 minggu ke depan akan kolaps karena import export berhenti," ungkapnya.
Namun, Kiwi tak menjabarkan lebih lanjut rencana bisnisnya ke depan di Myanmar seperti apa. Sebelumnya, sebagian bisnis Kiwi sempat untung besar meski dihajar pandemi COVID-19.
"Setelah kita review kemarin di Desember, ternyata 70% dari startup kita itu malah growth dua kali atau 200% sampai 600%, itu di bisnis startup," ungkapnya.
Baca juga: Warga Myanmar Ngeluh Sulit Ambil Uang Tunai |
Namun, ada juga bisnis lainnya yang kelimpungan menghadapi pandemi.
"Ada juga yang surviving, tidak semua bagus, tapi 30% itu masih difficult, even to survive itu difficult," sambungnya.
Sebagai informasi, UMG Myanmar merupakan perusahaan yang awalnya bergerak di bidang perdagangan genset dan suku cadang alat berat. Kini perusahaan berkembang ke sembilan sektor sekaligus seperti food & beverage, financial services, bank, multifinance, technology, mining, contractor, hiburan, dan edukasi.
Ia juga memiliki lebih dari 40 anak perusahaan di Myanmar. Setelah sukses di Myanmar, Kiwi baru mengembangkan bisnis serupa di tanah kelahirannya, Indonesia dan diberi nama UMG IdeaLab.
(ara/ara)