Pilih yang Mana Ya: Diskon Mobil, Rumah Bebas DP, Emas Lagi Murah?

Pilih yang Mana Ya: Diskon Mobil, Rumah Bebas DP, Emas Lagi Murah?

Vadhia Lidyana - detikFinance
Senin, 01 Mar 2021 13:13 WIB
Bantuan langsung tunai (BLT) akan diberikan kepada pegawai dengan gaji di bawah Rp 5 juta per bulan. Seperti apa rinciannya?
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Bulan Maret, bulannya sederet stimulus. Mulai bulan ini, pemerintah sudah menerapkan diskon PPnBm untuk mobil baru segmen ≀ 1.500 cc kategori sedan dan 4x2, serta relaksasi kredit pemilikan rumah (KPR) dalam bentuk uang muka atau DP yang diberikan pelonggaran hingga 0%.

Di sisi lain, harga emas batangan Antam juga terus anjlok, dan sudah sangat jauh dari Rp 1 juta per gram. Hari ini saja, harga emas batangan Antam berdasarkan situs perdagangan Logam Mulia ialah Rp 923.000/gram.

Jika ketiga barang tersebut dibeli lalu digunakan sebagai instrumen investasi, mana yang terbaik?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Andy Nugroho, stimulus pilihannya harus tetap disesuaikan pada kondisi keuangan masing-masing. Jika memiliki modal yang besar, menurut Andy membeli properti lebih menguntungkan dengan asumsi membeli secara tunai. Pasalnya, tanpa ada stimulus DP KPR bisa sampai 0% pun, sejumlah pengembang sedang memberikan penawaran menarik selama pandemi demi menarik pembeli.

"Tergantung pada modalnya dulu. Karena kalau blg mana yang paling menjanjikan, ataupun cara kita bisa mendapatkan untung dari ketiga hal tersebut, itu yang paling besar ya belinya dengan cara tunai. Nah kalau kita beli cara tunai, ya pasti membeli rumah kemungkinan akan membutuhkan modal yang paling tinggi," kata Andy kepada detikcom, Senin (1/3/2021).

ADVERTISEMENT

Jika membeli dengan kredit, investasi di properti juga menguntungkan, karena risiko penurunan nilainya jauh lebih minim dibandingkan mobil atau emas.

"Kalau dengan asumsi kredit mana yang paling menguntungkan? Yang paling menguntungkan adalah properti," tutur Andy.

Emas juga bisa menjadi pilihan jika modal terbatas, namun ingin berinvestasi ketika harganya sedang jatuh. "Kemudian kedua baru logam mulia jika modal terbatas," imbuh Andy.

Bagaimana stimulus lainnya?

Tonton juga Video: Catat! Skema Diskon PPnBM Mobil Baru

[Gambas:Video 20detik]



Sementara itu, mobil bisa digunakan sebagai alat investasi jika digunakan sebagai alat bisnis, bukan kendaraan pribadi.

"Kecuali kalau kendaraan itu mau digunakan sebagai angkutan online, atau untuk pengangkutan barang kebutuhan bisnis, bisa menghasilkan uang, oke lah itu bisa digunakan sebagai alat investasi, sebagai alat untuk mendapat penghasilan," terang dia.

Namun, risikonya ketika kendaraan itu dijual lagi, harganya dipastikan jatuh. "kendaraan bermotor kalau kita jual lagi ya harganya pasti akan jatuh juga," tutur Andy.

Dihubungi secara terpisah, Perencana Keuangan dari Tatadana Consulting Tejasari Asad mengatakan, membeli emas batangan Antam untuk investasi memang bagus ketika harganya jatuh. Namun, ia menyarankan investasinya untuk jangka panjang.

"Karena kalau jual-beli emas kan ada harga beli dan harga buyback, dan trennya juga masih belum jelas apakah turun terus, ataukah naik lagi. Memang diniatkan kalau emas setidaknya untuk investasi 3 tahun ke depan. Akan ada peningkatan dari harga sekarang," jelas Tejasari kepada detikcom.

Begitu juga dengan properti. Menurutnya, saat ini adalah waktu yang tepat berinvestasi di properti ketika ada stimulus DP KPR bisa sampai 0%, dan banyak penawaran menarik.

"Apalagi harga properti kan sekarang lagi bagus nih, lagi murah karena masa pandemi juga developer-developer lagi banyak penawaran. Jadi kalau yang tertarik untuk investasi di properti juga bagus bisa untuk mulai sekarang. Tapi balik lagi properti untuk jangka panjang," paparnya.

Sama seperti Andy, untuk kendaraan menurutnya bisa digunakan sebagai investasi jika digunakan untuk alat berbisnis. Namun, risiko bisnisnya tak berjalan masih membayangi di tengah ketidakpastian ekonomi akibat pandemi COVID-19.

"misalnya kita beli mobil pick-up, lalu kita buka bisnis angkutan barang, itu kan memberikan income, memberikan hasil. Itu juga misalnya kita sewakan mobilnya. Atau beli mobil untuk taksi online, nah itu sebagai barang investasi, itu juga boleh asal hasilnya bisa untuk membayar cicilannya. Jadi ada kesempatan untuk mulai berusaha. Tapi tetap saja yang namanya bisnis itu kan ada risiko. Misalnya kita beli mobil pick-up, mau disewakan, eh ternyata tidak ada yang sewa. Nah kita harus bayar cicilannya bagaimana?" jelas Tejasari.

Oleh sebab itu, jika ingin membeli mobil dengan memanfaatkan stimulus PPnBm dan digunakan sebagai investasi, orang tersebut sudah harus memiliki kepastian dana mencicil kredit mobil tersebut.

"Jadi harus pastikan ke depannya itu kalau terjadi misalnya digunakan untuk taksi online lagi sepi, nah itu bayar cicilannya dari mana? Jadi memang sudah harus ada cash flow budget untuk membayar cicilan itu, seolah-olah investasi yang menghasilkan kalau mobil. Karena kalau digunakan secara pribadi hanya sekadar aset. Tapi kalau digunakan untuk bisnis, ya bisa sebagai investasi," pungkasnya.


Hide Ads