Vaksinasi Bisa Bikin Ekonomi RI Cepat Pulih?

Vaksinasi Bisa Bikin Ekonomi RI Cepat Pulih?

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 03 Mar 2021 16:23 WIB
Pemulihan ekonomi nasional di tahun 2021 masih memiliki tantangan besar. COVID-19 masih menjadi faktor ketidakpastian alias hantu pemulihan ekonomi.
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Pemerintah pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini diproyeksi bisa mencapai 4,5 - 5,4%, kemudian Bank Indonesia (BI) memproyeksi tumbuh 4,3%-5,3%. Hal ini karena sudah dilakukannya proses vaksinasi yang dilakukan oleh pemerintah.

Senior Economist Standard Chartered Bank Indonesia, Aldian Taloputra mengungkapkan Standard Chartered memperkirakan bisa tumbuh 4,5%. "Mungkin ini agak sedikit di bawah batas atas target pemerintah dan BI," kata dia dalam acara virtual World of Wealth (WOW) 2021, Rabu (3/3/2021).

Menurut Aldian, tahun ini Indonesia memang masih dalam proses pemulihan ekonomi, sehingga pertumbuhannya tidak begitu besar dan membutuhkan waktu untuk kembali pulih ke seperti sebelum COVID-19. Vaksinasi juga disebut memberikan sentimen positif dan bisa mendorong perekonomian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aldian juga mengungkapkan tahun 2021 ini tren penurunan suku bunga acuan di Bank Sentral akan berakhir. Hal ini karena BI sudah menurunkan bunga acuan ke level 3,5% terhitung sejak 2020 sudah memangkas 150 bps.

Apalagi kenaikan imbal hasil obligasi AS atau US Treasury Bond (T-Bond) yang saat ini terjadi membuat ruang penurunan bunga menjadi lebih sempit. "Ini memberikan tantangan untuk BI jika terus menurunkan suku bunga," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Menurut Aldian, kebijakan suku bunga ini juga dipengaruhi oleh tekanan inflasi Indonesia yang mulai meningkat. Hal ini karena seiring dengan pulihnya ekonomi, maka inflasi juga akan naik.

Dia menyebut Standard Chartered memproyeksi rata-rata inflasi Indonesia pada tahun ini berada di kisaran 2,2%. Namun, pada akhir tahun inflasi diproyeksi akan naik ke kisaran 2,9%.

"Dari kondisi Indonesia sendiri tekanan inflasinya meningkat, kalau lihat proyeksi ke depan ekspektasi inflasi itu mulai meningkat," ungkap dia.

Lihat juga Video "CT: Tidak Ada Pemulihan Ekonomi Tanpa Penyelesaian Covid-19":

[Gambas:Video 20detik]



Aldian meyakini, kebijakan moneter BI kedepannya masih akan akomodatif. Sebab, BI punya ruang untuk melakukan stimulus ekonomi melalui kebijakan pelonggaran likuiditas atau quantitative easing dengan pembelian SBN.

"Jadi meskipun nanti suku bunga sudah enggak bisa turun lagi, tapi kami pikir BI masih akan terus melakukan injeksi likuiditas melalui pembelian surat utang negara," jelasnya.

Head of Consumer, Private and Business Banking Standard Chartered Bank Indonesia Jeffrey Tan mengungkapkan dengan berbagai tantangan yang dihadapi akibat pandemi, gejolak politik dan dinamika pasar domestik tahun lalu, kinerja lini usaha perbankan konsumen atau ritel Standard Chartered tetap baik.

Dia menyebut pertumbuhan di segmen ritel yang mencakup Priority Banking, Wealth Management, kartu kredit, CASA dan pinjaman tahun 2020 masih baik dan nasabah mulai pindah ke layanan digital.

"Kami optimis terhadap tahun ini dan akan terus menguatkan penawaran di segmen menengah atas melalui berbagai kampanye, pengayaan portofolio produk dan layanan nasabah yang prima, serta di saat bersamaan, menjaga budaya kepatuhan yang kuat dan tata kelola perusahaan yang baik," jelas dia.

Standard Chartered Bank Indonesia akan menggelar acara tahunan World of Wealth (WOW) sebelumnya dikenal dengan Wealth on Wealth) yang ke 17.

Acara yang digelar secara online ini akan dihadiri oleh 2.500 nasabah Priority & Priority Private Standard Chartered sebagai rujukan dalam membuat keputusan investasi, pengelolaan kekayaan dan arahan kebijakan perusahaan milik para nasabah.

WOW tahun ini rencananya akan dibuka dengan paparan dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, yang akan membagikan informasi terkait rencana pemerintah dalam menlanjutkan dan mempercepat upaya-upaya pemulihan ekonomi pascapandemi, di 2021.

Para nasabah dan tamu undangan juga akan mendengarkan paparan dari Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, yang akan membagikan informasi terkait programprogram pemerintah dalam menghambat penyebaran virus COVID-19 sembari mendorong pemulihan kesehatan publik melalui program vaksinasi yang telah mulai dijalankan sejak awal tahun ini.

Lebih lanjut, para nasabah juga akan mendapatkan pandangan berharga dari ekonom Standard Chartered, analis politik independen kenamaan, serta manajer investasi terkemuka dan para pelaku bisnis ternama. Mereka akan berbagi pandangan terkait proyeksi perkembangan di bidang ekonomi dan politik, bagaimana pelaku usaha dapat beradaptasi dengan lanskap yang terus berubah, serta peluang-peluang bisnis dan investasi apa saja yang ada tahun ini.

Headh of Wealth Management, Standard Chartered Bank Indonesia Meru Arumdalu menyebutkan Wealth Management akan memperluas pilihan produk dengan prinsip berkelanjutan/ESG, produk offshore atau yang berorientasi USD (selain dari pilihan ekstensif produk dalam negeri/Rupiah kami), dengan fokus industri yang akan lebih condong ke sektor teknologi.

"Di segmen bancassurance, kami akan meluncurkan produk perlindungan & investasi menyeluruh, yang memungkinkan fluiditas yang lebih tinggi dan manajemen arus kas yang lebih baik untuk klien. Secara keseluruhan, kami meneruskan upaya kami untuk secara konsisten menawarkan lini produk keuangan holistik, berorientasi gaya hidup, dan berpusat pada nasabah, PUBLIC yang memungkinkan Standard Chartered untuk semakin berasimilasi ke dalam kehidupan nasabah kami sebagai mitra tepercaya untuk membantu mereka mencapai aspirasi hidup," ujar Meru.


Hide Ads