Jokowi Pede BPPT Jadi Otak Pemulihan Ekonomi, Beri 3 Catatan Ini

Jokowi Pede BPPT Jadi Otak Pemulihan Ekonomi, Beri 3 Catatan Ini

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 08 Mar 2021 11:38 WIB
Presiden Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi)/Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
Jakarta -

Pandemi COVID-19 telah membuat perekonomian dunia berantakan, tak terkecuali Indonesia. Berbagai cara dilakukan pemerintah untuk memulihkan ekonomi termasuk menaruh harapan kepada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai peran BPPT bisa menjadi sangat besar bagi pemulihan ekonomi. Bahkan menurutnya BPPT bisa menjadi otak pemulihan ekonomi.

"Ada beberapa hal penting yang harus dilakukan BPPT, agar bisa menjadi otak pemulihan ekonomi secara extraordinary," ucapnya dalam acara Pembukaan Rakernas Penguatan Ekosistem Inovasi Teknologi BPPT Tahun 2021 di Istana Negara, Senin (8/3/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jokowi menerangkan hal yang menjadikan dia yakin BPPT bisa selamatkan ekonomi adalah sumber daya alam Indonesia yang berlimpah. Sumber daya alam itu menjadi anugerah bagi rakyat Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan.

Namun untuk untuk memanfaatkan sumber daya alam itu dibutuhkan penguasaan dan pemanfaatan teknologi. Tanpa itu maka anugerah sumber daya alam yang dimiliki menjadi percuma.

ADVERTISEMENT

Oleh karena BPPT seharusnya menjadi ujung tombak untuk pemanfaatan kekayaan alam negara. Namun ada beberapa hal yang harus dilakukan BPPT.

"Pertama BPPT harus berburu inovasi dan teknologi untuk dikembangkan, dan siap diterapkan. Saya yakin ratus ribu peneliti, ribuan lembaga riset dan teknologi di pemerintah dan swasta dan jutaan inovator di masyarakat luas pasti memiliki banyak temuan-temuan, mungkin itu temuan awal yang masih perlu dikembangkan, mungkin temuan matang yang siap untuk diterapkan, dan langsung bisa diindustrikan," terangnya.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Jokowi mencontohkan selama pandemi COVID-19 banyak inovasi di bidang kesehatan yang ditemukan seperti ventilator, respirator hingga GeNose.

Kedua, lanjut Jokowi, BPPT harus menjadi lembaga akuisisi teknologi maju dari manapun. Sebab menurutnya saat ini teknologi begitu cepat berkembang dan ternyata sangat dibutuhkan untuk pemulihan ekonomi nasional.

"Teknologi yang kita butuhkan untuk pemulihan ekonomi nasional mungkin saja belum diproduksi di dalam negeri. Jadi strategi akuisisi teknologi dari luar negeri menjadi kunci percepatan pembangunan ekonomi kita," terangnya.

"Kita harus memulai untuk tidak sekedar membeli turnkey teknologi. Ini penting sekali. Ini sering kita hanya terima kunci, terima jadi akhirnya berpuluh-puluh tahun kita tidak bisa membuat teknologi itu. Jadi jangan sekedar membeli mesin jadi," tambahnya.

Ketiga, BPPT menurutnya harus menjadi pusat kecerdasan teknologi Indonesia. Apa lagi saat ini Jokowi menilai dunia sedang dalam perlombaan pengembangan AI (Artificial Intelligence) layaknya sebuah perang. Bahkan dia menyebut perang AI saat ini sama dengan perang dingin antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa yang berlomba-lomba menerbangkan pesawat angkasa.

"Saat ini kita berada di zaman perang AI, persaingan menguasai AI sudah sama kayak space war di era perang dingin. Siapa yang menguasai AI dia yang berpotensi menguasai dunia," ucapnya.

Jokowi berharap BPPT bisa bersinergi dengan talenta diaspora, peneliti di universitas, startup teknologi dan para anak muda yang militan untuk membuat teknologi AI.

"Bangun mesin AI Indonesia yang bisa memfasilitasi gotong royong antar inovator dan peneliti. Memfasilitasi kecerdasan komputer dan manusia untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional yang tidak konvensional sekaligus efektif," tuturnya.


Hide Ads