Kilas Balik 2020: Tahun Akselerasi UMKM Indonesia

Kilas Balik 2020: Tahun Akselerasi UMKM Indonesia

Faidah Umu Sofuroh - detikFinance
Senin, 08 Mar 2021 11:39 WIB
UMKM-Grab
Foto: Grab
Jakarta -

Seiring dengan masuknya wabah COVID-19 ke Indonesia, pemerintah dan sektor swasta mulai menjadikan digitalisasi UMKM sebagai prioritas di 2020. Pemerintah dan swasta terus mendorong para pelaku UMKM untuk go digital melalui berbagai macam cara.

Dukungan terhadap sektor UMKM terus dilakukan karena selama ini mereka lah yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional Indonesia. Para pengusaha warung di sekitar rumah, pedagang pasar tradisional, dan pemilik bisnis rumahan, mereka menyumbangkan 60% dari total PDB, dan 97% pekerja di Tanah Air menggantungkan hidupnya di sektor ini.

Tercatat ada lebih dari 64 juta UMKM di seluruh Indonesia, dengan kepadatan mencapai 22UMKM per 100 orang. Dari data-data tersebut diketahui UMKM punya peran besar untuk memulihkan ekonomi Indonesia dari dampak COVID-19. Menurut Staf Khusus Presiden Putri Tanjung, misalnya, salah satu cara pemulihannya ialah meningkatkan digitalisasi UMKM.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awalnya, dalam situasi serba sulit seperti ini banyak UMKM yang mampu bertahan bahkan penjualannya meningkat karena terhubung dengan ekosistem digital. Namun baru 10-11 juta UMKM yang terhubung dengan ekosistem digital. Di saat yang sama saya melihat banyak sekali anak muda yang hadir dengan inovasi membantu UMKM untuk go digital," kata Putri.

Menurut Mandiri Institute menemukan 42% UMKM yang belum terdigitalisasi terpaksa menutup usahanya akibat pandemi. Melihat hal ini, Pemerintah Indonesia telah mengalokasikan Rp 123.46 triliun melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional untuk membantu UMKM. Masyarakat juga turut mendukung para pelaku bisnis lokal dengan berbagai cara.

ADVERTISEMENT

Tak hanya pemerintah, perusahaan swasta pun juga terus mendukung digitalisasi sektor UMKM. Beberapa di antaranya yaitu Jenius melalui Jenius BisnisKit. Melalui aplikasi ini pengusaha digital savvy mampu mengembangkan usahanya dengan pencatatan keuangan yang lebih simpel karena stok produk, pengeluaran, sampai data karyawan dan pelanggan kini tercatat lebih rapi di aplikasi.

Kemudian Bukalapak yang meluncurkan program satu tarif untuk layanan Super Seller sebesar 0,5%. Program tersebut diberikan untuk mendukung ketahanan pelaku bisnis UMKM di tengah situasi pandemi.

Adapun keuntungan yang bisa didapatkan adalah para pelapak bisa menaikan angka transaksi hingga 15 kali lipat dan akan mendapatkan badge Super Seller, mendapatkan gratis ongkos kirim, mendapatkan cashback voucher eksklusif, bonus 5% budget promosi, hingga dapat mengikuti campaign & flash deal tanpa biaya tambahan.

Lalu ada Grab yang meluncurkan aplikasi GrabMerchant yang menjadi solusi untuk digitalisasi bisnis UMKM bidang kuliner dan toko kelontong. Aplikasi ini dapat diunduh secara gratis untuk mendaftar sebagai mitra merchant GrabFood dan GrabMart.

Dalam aplikasi yang sama juga bisa beli kebutuhan dapur, bikin iklan untuk meningkatkan visibilitas, ada profil dengan pengaturan berbeda untuk kasir serta pemilik toko, dan bisa juga pesan berbagai keperluan seperti kemasan dan pembersihan dapur. Merchant juga bisa mengakses laporan penjualan dari aplikasi ini serta mendapatkan insight tentang pelanggan mereka.

Selain itu, perusahaan teknologi terkemuka di Asia Tenggara ini juga menghadirkan layanan GrabKios yang kini bisa digunakan siapa saja untuk menjadi agen individu GrabKios, dan menawarkan produk layanan finansial dan digital seperti pengiriman uang, bayar BPJS dan masih banyak lagi, yang tersedia 24 jam.

Tak berhenti di situ, Grab juga fokus untuk mengembangkan keterampilan digital UMKM, untuk memastikan lebih banyak pengusaha yang benar-benar bisa berkembang dengan keterampilan digital yang mumpuni.

"Selain dengan memanfaatkan teknologi yang ada, untuk mendukungUMKM go digital juga perlu adanya pelatihan karena tidak semua pelakuUMKM mampu beradaptasi dengan cepat," jelas Country Managing Director Grab IndonesiaNenengGoenadi padadetikcom.

Terkait hal ini, sejak 2020, Grab telah menghadirkan program pelatihan dan pendampingan '#TerusUsaha Akselerator' bagi ratusan UMKM Indonesia. Pelatihan ini merupakan bagian dari program digitalisasi UMKM #TerusUsaha.

Ada ratusan UMKM terpilih yang akan mengikuti pembinaan intensif selama 2 bulan bersama para pakar, agar dapat meningkatkan kompetensi dan bisa beradaptasi dalam dunia digital.

"Dengan adanya pelatihan bagi UMKM melalui program Grab Akselerator, diharapkan para pelaku UMKM memiliki ilmu dan keterampilan yang memadai untuk berkembang dan menghadapi era digital seperti sekarang dan di masa yang akan datang," jelas Neneng.

UMKM-GrabKilas Balik 2020: Tahun Akselerasi UMKM Indonesia Foto: Grab

Erna Sari merupakan salah satu dari sekian banyak pelaku UMKM yang merasakan manfaat dari teknologi dan reskilling. "Pada September 2020, saya mulai mencoba berjualan secara online dengan mendaftar menjadi mitra merchant GrabFood, agar bisa menjangkau pelanggan yang lebih banyak mengingat tidak boleh ada pelanggan yang makan di tempat dan berharap ini bisa menaikkan omzet kembali," jelasnya.

"Saat mengikuti program pelatihan Grab #TerusUsaha Akselerator, saya mendapatkan banyak sekali materi yang bermanfaat dan bisa saya gunakan untuk mengembangkan bisnis. Dulu saya kerepotan mengelola keuangan karena masih mencatat semuanya manual dengan buku kas, sekarang saya sudah memanfaatkan laporan penjualan dalam aplikasi GrabMerchant," imbuhnya.

Selain platform digital, pelatihan keterampilan digital sangat diperlukan oleh UMKM karena masih banyak tantangan yang mereka hadapi.




(ega/ara)

Hide Ads