China diprediksi membutuhkan 30 tahun lagi untuk menjadi negara dengan manufaktur kekuatan besar. Menurut penasihat pemerintah dan politikus Miao Wei kemampuan dasar dalam dunia manufaktur masih lemah.
"Kemampuan dasar masih lemah," ujarnya, dikutip dari BBC, Selasa (9/3/2021).
Meski lebih dari sepertiga produksi global dari mobil hingga smartphone berasal dari China. Miao mengatakan China masih memiliki ketergantungan yang besar pada Amerika Serikat (AS) untuk produk teknologi tinggi seperti semikonduktor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Teknologi inti ada di tangan orang lain dan China menghadapi risiko," kata mantan Menteri Perindustrian dan Teknologi Informasi China itu.
Meskipun China masih menghasilkan sejumlah besar produk konsumen dan industri, namun output manufaktur sebagai bagian dari ekonominya telah menurun. Tahun lalu, manufaktur menyumbang sedikit lebih dari seperempat Produk Domestik Bruto (PDB), level terendah sejak 2012.
"Rasio output manufaktur terhadap PDB telah menurun terlalu dini dan terlalu cepat," kata Miao dalam pidatonya kepada delegasi CPPCC di Aula Besar Rakyat di Beijing.
China dikabarkan telah menyusun draf rencana ekonominya untuk lima tahun ke depan. Ia ingin mempercepat pengembangan teknologi canggih dari chip hingga kecerdasan buatan.
Membangun pembuat chip domestik kelas dunia sendiri telah menjadi prioritas utama bagi para pemimpin China. Rencana lima tahunnya menargetkan tujuh bidang strategis yang dianggap penting untuk keamanan nasional dan mencakup AI, komputasi kuantum, ilmu saraf, dan ruang angkasa.
Dalam rencana itu pula diungkapkan keinginan China untuk meningkatkan daya saing dalam pengembangan pesawat terbang, robotika, dan kendaraan energi baru.
Simak juga Video: RI Ingin Jadi Pusat Produksi Vaksin COVID-19 ASEAN, China Siap Bantu