Erick Thohir Tunjuk Muhammad Yusuf Ateh Jadi Komisaris Bank Mandiri

Erick Thohir Tunjuk Muhammad Yusuf Ateh Jadi Komisaris Bank Mandiri

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Senin, 15 Mar 2021 17:56 WIB
Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Muhammad Yusuf Ateh (tengah), Wakil Ketua KPK Alexander Marwata (kanan) dan Deputi Pencegahan KPK Pahala Nainggolan (kiri), memberi keterangan pers kepada wartawan di Gedung KPK Merah Putih, Jakarta, Kamis (20/2) usai melakukan pertemuan kedua lembaga. Pertemuan tersebut selain untuk bersilaturahmi terkait Yusuf Ateh yang baru dilantik awal Februari 2020 lalu, juga membahas sejumlah program kerjasama terkait pencegahan korupsi. (ARI SAPUTRA/detikcom).
Muhammad Yusuf Ateh (Foto: Ari Saputra/detikcom)
Jakarta -

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyetujui perubahan pengurus perusahaan. Dalam RUPST ini, pemegang saham mengangkat Timothy Utama sebagai Direktur Information Technology dan Muhammad Yusuf Ateh sebagai Komisaris.

Timothy Utama menggantikan Rico Usthavia Frans yang telah habis masa jabatannya. Sebelumnya, Timothy Utama merupakan Managing Director, Head of Operations and Technology Citibank.

Sementara, MuhammadYusufAteh sebagai Komisaris menggantikanArdanAdiperdana. Muhammad Yusuf Ateh sebelumnya sempat menjabat sebagai Komisaris PLN. Sebelum itu, Ateh merupakan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami meyakini keputusan pemegang saham ini akan menjadikan pengurus perseroan semakin solid dan mampu membawa Bank Mandiri semakin berperan dalam pemulihan ekonomi nasional untuk Indonesia yang lebih baik," kata Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi, Senin (15/3/2021).

RUPST juga menyetujui besaran 60% dari laba bersih 2020 atau sekitar Rp 10,27 triliun (sekitar Rp220 per lembar saham) sebagai dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Dengan memperhitungkan komposisi saham merah putih yang sebesar 60%, maka Bank Mandiri akan menyetorkan dividen sekitar Rp 6,16 triliun ke kas negara.

ADVERTISEMENT

Sedangkan, sebanyak 40% dari laba bersih tahun lalu akan menjadi laba ditahan.

"Besaran dividen tersebut sangat in line dengan komitmen management untuk bisa berkontibusi secara optimal kepada negara serta keinginan untuk menjadi mitra finansial utama pilihan nasabah, salah satunya dengan layanan digital banking yang handal dan simpel. Hal ini juga mengindikasikan dukungan yang kuat dari pemegang saham kepada management untuk mengakselerasi rencana ekspansi digital banking perseroan," katanya.




(acd/dna)

Hide Ads