Pemerintah tengah menggodok program dana bencana yang bersifat urunan atau pooling fund bencana (PFB). Rencana itu dimaksudkan untuk membuat anggaran penanganan bencana yang lebih baik.
Dirjen Kekayaan Negara Kemenkeu, Isa Rachmatarwata menjelaskan, anggaran penanganan bencana alam setiap tahunnya selalu meningkat. Hal itu sejalan dengan peningkatan baik frekuensi ataupun intensitas dari dampak bencana.
"Karenanya memang kita perlu membangun suatu sistem yang lebih baik. Tadi disampaikan oleh ibu Menteri Sosial maupun Bapak Kepala BNPB bahwa merespons bencana perlu cepat dan kita memang idealnya tadi bapak pimpinan juga menyampaikan jangan kita sibuk terlalu lama geser menggeser anggaran dan sebagainya. Jadi memang kita memang perlu memikirkan dan membangun suatu sistem yang lebih responsif terhadap bencana tersebut," tuturnya dalam rapat dengan Komisi VIII DPR, Selasa (16/3/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kejadian bencana yang tak menentu tentu mempengaruhi penetapan anggaran penanganan bencana. Oleh karena itu perlu dibuat sistem baru dalam anggaran penanganan bencana yang mengedepankan assurance dan sustainability.
"Tentunya kita ingin mencari sistem pendanaan yang pertama efektif tentunya, yang kedua juga efisien," ucapnya.
Oleh karena itu salah satu yang tengah disiapkan adalah PFB yang merupakan salah satu skema pendanaan kolaboratif. PFB dirancang untuk dapat menghimpun dana dari berbagai sumber baik dari APBN, APBD, saldo kas, pelaku usaha/masyarakat, bantuan internasional. Selain itu ada perolehan lainnya yang sah untuk dikembangkan sebagai pembiayaan prabencana, tanggap darurat, serta pasca-bencana secara berkelanjutan.
"Itu lebih memberikan semacam di satu sisi assurance, tapi juga fleksibilitas yang lebih baik daripada kemudian kita mengalokasikan secara tetap dan fix suatu anggaran di setiap tahunnya, yang tentunya ini bisa jadi kurang, bisa jadi juga berlebihan untuk merespons bencana pada tahun yang bersangkutan," ucapnya.
Simak juga 'Bencana Alam di Berbagai Daerah, Sri Mulyani Waspadai Inflasi':